Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Industri reksadana syariah masih landai. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana kelolaan reksadana syariah sebesar Rp 9,86 triliun pada akhir Mei 2016, turun 5,10% dibandingkan akhir 2015 yang mencapai Rp 10,39 triliun.
Penurunan dana kelolaan terutama dipicu kelolaan reksadana syariah saham yang turun dari Rp 5,32 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp 4,22 triliun pada Mei 2016. Dana kelolaan reksadana syariah pasar uang juga turun tipis dari Rp 950 miliar menjadi Rp 900 miliar. Demikian juga dengan dana kelolaan reksadana syariah campuran yang turun dari Rp 1,71 triliun menjadi Rp 1,35 triliun.
Sementara itu, reksadana syariah pendapatan tetap naik dari Rp 730 miliar menjadi Rp Rp 1,32 triliun. Dana kelolaan reksadana syariah terproteksi juga naik dari Rp 1,46 triliun menjadi Rp 1,5 triliun. Kelolaan reksadana syariah indeks juga naik dari Rp 220 miliar menjadi Rp 570 miliar.
Kendati kelolaan menyusut, jumlah produk reksadana syariah naik dari 91 produk menjadi 101 produk. "Per 14 juni 2016, jumlah produk 102," ujar Direktur Pengelolaan Investasi OJK Sujanto, Jakarta.
Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo memperkirakan dana kelolaan reksadana syariah akan tumbuh ditopang oleh komitmen pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur. Upaya tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 5%.
Faktor musiman seperti puasa, libur panjang anak sekolah, Natal dan Tahun Baru akan memicu peningkatan konsumsi serta menyumbang pertumbuhan ekonomi. "Sehingga akan memberikan sentimen positf terhadap pasar saham dan obligasi dan berdampak positif terhadap dana kelolaan reksadana syariah," ujar dia.
Dia memperkirakan, rata-rata reksadana syariah saham akan membagikan return 7,61%, reksadana campuran syariah berkisar 5,37% dan reksadana pendapatan tetap sekitar 4,09%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
