kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana kelolaan reksadana berpotensi tumbuh 15%


Sabtu, 15 November 2014 / 10:55 WIB
Dana kelolaan reksadana berpotensi tumbuh 15%
ILUSTRASI. Rencanakan makan besar bersama keluarga dengan menyantap Nasi Krawu komplit yang lezat dan berbumbu.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sejumlah tantangan bisa menghambat pertumbuhan industri reksadana tahun depan. Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) memperkirakan, dana kelolaan tahun depan masih bisa tumbuh sekitar 15%.

Ketua APRDI Denny Thaher mengatakan, realisasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tahun ini akan berdampak terhadap kenaikan inflasi tahun 2015. Pelaku pasar juga akan mencermati pembangunan infrastruktur dengan dana dari alokasi pengurangan subsidi BBM. "Investor akan mencermati apakah pembangunan infrastruktur berjalan sesuai ekspektasi," kata Denny.

Konflik politik antara partai pendukung pemerintah dan oposisi diperkirakan masih akan berlangsung tahun depan. Ini juga akan mempengaruhi pergerakan pasar modal, baik saham ataupun obligasi yang menjadi aset dasar reksadana.

Dari sisi global, kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang bakal menaikkan suku bunga juga bisa menekan pasar modal domestik. APRDI memiliki target ambisius, yakni meraih dana kelolaan reksadana Rp 1.000 triliun di tahun 2017 dengan pertumbuhan rata-rata 15% per tahun. Sedangkan target jumlah investor bisa mencapai 5 juta. Kendati demikian,

Denny mengakui, fluktuasi pasar modal mengakibatkan target dana kelolaan sulit tercapai. Oleh karena itu, industri reksadana perlu didukung dengan proses transaksi yang efisien. "Aturan mengenai know your customers (KYC), transaksi elektronik, serta perluasan distribusi reksadana sangat mendesak," kata Denny.

Hingga akhir Oktober 2014, dana kelolaan reksadana secara year to date tercatat naik 17% menjadi Rp 224,3 triliun dibandingkan akhir tahun lalu yang sekitar Rp 192, 54 triliun. Sedangkan sepanjang Oktober 2014 saja, dana kelolaan berhasil tumbuh Rp 6,5 triliun atau 2,99%.

Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan fluktuasi pasar modal justru dimanfaatkan investor masuk ke reksadana. Buktinya, mayoritas kenaikan dana kelolaan ditopang oleh penambahan (net subscription) reksadana yang mencapai Rp 5,8 triliun sepanjang Oktober 2014 ini. Sedangkan kenaikan nilai portofolio investasi menyumbang kenaikan dana kelolaan reksadana hingga sebesar Rp 771 miliar.

Tetap berinvestasi

Analis Infovesta Utama Viliawati juga menilai, sejumlah tantangan bisa menekan industri reksadana tahun depan.Kendati demikian, keberadaan aturan yang memudahkan investasi di reksadana dapat menopang pertumbuhan investor baru.

Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) Muhammad Hanif optimistis, pasar modal di tahun depan bakal positif. Kenaikan harga BBM membawa sentimen positif bagi investor asing, sehingga masuk ke pasar modal Indonesia. "Dengan kenaikan harga BBM, pemerintah dianggap serius menangani current account deficit," kata Hanif.

Pihaknya menargetkan, dana kelolaan perusahaan bisa tumbuh 30% hingga 40% tahun depan, dari realisasi tahun ini yang sekitar Rp 22 triliun. Hingga kini, perusahaan menggenggam dana kelolaan sekitar Rp 20 triliun, naik dibandingkan akhir tahun lalu yang sekitar Rp 17 triliun. "Dana kelolaan industri reksadana secara rata-rata bisa tumbuh 15% per tahun. Apabila pintar berjualan, kenaikan bisa sekitar 20% hingga 30%," kata Hanif.

Bagi investor, kendati pasar modal masih akan berfluktuasi, Denny menyarankan agar tetap rutin berinvestasi. Jangan sampai investor berhenti berinvestasi karena terlalu memperhatikan volatilitas pasar modal dalam jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×