Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pratama Capital Indonesia telah mengantongi dana kelolaan sebesar Rp 1,3 triliun. Dari angka tersebut, sekitar Rp 718,94 miliar berasal dari reksadana. Sedangkan sisanya berasal dari dana kelolaan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD).
Sampai saat ini, Pratama mempunyai beberapa produk saham dan campuran. Kontribusi dana kelolaan reksadana terbesar berasal dari Pratama Saham yaitu sebesar Rp 515,69 miliar. Menurut Djoni Gunawan, Direktur Pratama Capital mereka mempunyai tiga produk lainnya. Yaitu Pratama Equity, Pratama Berimbang dan Pratama Kombinasi.
Meski dana kelolaan yang dicapai sudah cukup memuaskan, Djoni mengaku masih memasang target lebih gede dari hasil yang diperoleh sekarang. "Kami memperkirakan bisa mendapatkan dana kelolaan mencapai Rp 1,5 triliun di akhir tahun," paparnya. Untuk memenuhi target dana kelolaan tersebut mereka akan meningkatkan nilai aktiva bersih mereka dan penjualan unit baru.
Sebenarnya, Djoni ingin menerbitkan satu produk baru berupa reksadana penyertaan terbatas berbasis Medium Term Notes (MTN) alias surat utang jangka menengah. Tapi reksadana tersebut urung diterbitkan karena Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) sudah melarang penerbitan produk reksadana menggunakan MTN.
Di tahun ini, kinerja reksadana milik Pratama Capital memang tidak terlalu cerah. Bandingkan dengan perolehan tahun lalu dimana kinerja reksadana Pratama Saham mencapai 170,63%. Sampai dengan Oktober, kinerja reksadana Pratama Saham hanya sebesar 32,2% dari awal tahun. Performa yang menurun ini diakui oleh Djoni sebagai kesalahan mereka dalam memproyeksi keadaan pasar modal.
"Awalnya kami memperkirakan saham energi dan tambang yang akan menggerakkan pasar," jelas Djoni. Tapi ternyata ada krisis Eropa di awal tahun yang membuat pergerakan pasar berubah. Di tahun ini, penggerak kinerja indeks justru lebih pada saham-saham yang berbasis dari penjualan dalam negeri. Sebut saja saham consumer good, saham perbankan, dan beberapa yang lain.
Tahun 2011, Djoni melihat kinerja reksadana saham akan jauh lebih baik. Sebab saham masih akan terus naik. Sayangnya, Djoni masih belum bisa memproyeksi berapa peningkatannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News