Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar keuangan yang relatif kondusif mendorong kenaikan dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana di bulan Januari lalu.
Berdasarkan data Infovesta Utama, dana kelolaan industri reksadana tumbuh Rp 12,54 triliun menjadi Rp 495,96 triliun di bulan Januari lalu. Sebagai catatan, data tersebut tidak merangkum dana kelolaan reksadana berdenominasi dollar AS dan reksadana penyertaan terbatas.
Hampir seluruh jenis reksadana mengalami kenaikan dana kelolaan di Januari silam. Namun, kenaikan dana kelolaan tidak terjadi pada reksadana saham. Di bulan lalu, dana kelolaan reksadana ini justru turun sebesar Rp 2,43 triliun menjadi Rp 150,24 triliun.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, penurunan dana kelolaan reksadana saham lebih disebabkan oleh aksi ambil untung yang dilakukan sebagian investor di bulan lalu.
Tindakan tersebut dirasa wajar mengingat pasar saham Indonesia telah mengalami tren pertumbuhan kinerja yang signifikan sejak November tahun lalu. Khusus di bulan Januari kemarin saja, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 5,46%. Bersamaan dengan itu, kinerja rata-rata reksadana saham naik 3,56%.
“Investor yang sudah memperoleh imbal hasil yang ditargetkan akhirnya melakukan aksi jual, padahal kalau tidak ada redemption dana kelolaan reksadana saham bisa naik,” papar Wawan, Selasa (12/2).
Managing Director, Head Sales & Marketing Henan Putihrai Asset Management Markam Halim menyampaikan, beberapa investor reksadana saham yang telah melakukan aksi ambil untung kemudian memarkirkan dananya di reksadana pasar uang.
Tak heran apabila dana kelolaan reksadana ini tumbuh mencapai Rp 9,85 triliun menjadi Rp 55,30 triliun sepanjang Januari. Kenaikan dana kelolaan reksadana pasar uang di bulan lalu merupakan yang tertinggi bila dibandingkan dengan jenis reksadana lainnya.
Markam menambahkan, tingginya angka kenaikan dana kelolaan reksadana pasar uang juga dipicu oleh sikap sebagian investor yang memperbanyak porsi instrumen tersebut di portofolionya di awal tahun sembari melihat perkembangan pasar.
Begitu kondisi pasar saham atau obligasi dianggap sudah pas bagi investor tersebut, mereka akan mengurangi kepemilikannya di reksadana pasar uang.
Sementara itu, reksadana pendapatan tetap juga mengalami kenaikan dana kelolaan di bulan lalu sebesar Rp 3,05 triliun menjadi Rp 106,36 triliun.
Menurut Direktur Bahana TCW Investment Soni Wibowo, sejumlah investor reksadana pendapatan tetap juga cenderung melakukan aksi ambil untung sepa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News