Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana tumbuh pada bulan April. Berdasarkan data dari Infovesta Utama, AUM industri reksadana tercatat naik dari Rp 584,76 triliun di Maret 2021 menjadi Rp 586,18 triliun di April 2021 atau naik sebesar 0,24%.
Infovesta Utama, dalam riset mingguannya yang dirilis pada Senin (17/5) mengatakan, kenaikan dana kelolaan justru tidak sejalan dengan pertumbuhan jumlah unit penyertaan (UP) industri reksadana yang turun 0,47%. Berikut ini merupakan tabel pertumbuhan AUM dan masing-masing jenis reksadana hingga Maret 2021:
Jenis Reksadana | AUM (%) | Penurunan AUM (Rp triliun) | UP (%) | Penurunan UP (juta) |
Reksadana Campuran | 2,98% | 0,75 | 2,97% | 558,49 |
Reksadana Saham | 2,10% | 2,87 | 1,09% | 1.011,24 |
Reksadana Pasar Uang | 1,91% | 1,75 | 0,18% | 120,73 |
Reksadana Pendapatan Tetap | 1,23% | 1,74 | -0,12% | 108,23 |
Reksadana ETF | 0,26% | 0,04 | 0,35% | 72,41 |
Reksadana Terproteksi | -2,69% | -3,82 | -2,48% | -3.264,03 |
Reksadana Indeks | -5,82% | -0,58 | -5,14% | -558,35 |
Reksadana DIRE + KIK EBA | -5,84% | -1,31 | 0 | 0 |
Baca Juga: Gagal Bayar MTN Tridomain (TDPM), Bank Maybank Indonesia Angkat Bicara
Pada tabel di atas, terlihat bahwa industri reksadana pada April sebagian besar mencatatkan penguatan. Reksadana jenis campuran mencatatkan kenaikan AUM tertinggi mencapai 2,98%. Kenaikan juga terjadi pada jenis reksa dana saham (2,1%) dan pendapatan tetap (1,23%).
Infovesta Utama menyebut, kenaikan tersebut tersebut didukung oleh penguatan di pasar saham melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,17% dan pasar obligasi terutama obligasi pemerintah melalui Infovesta Government Bond Index (IGBI) sebesar 1,26% dan obligasi korporasi melalui Infovesta Corporate Bond Index (ICBI) sebesar 0,49%.
“Penguatan di pasar obligasi disebabkan oleh sentimen positif dari kebijakan Bank Indonesia untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 3,5%. Selain itu, imbal hasil obligasi acuan dari Amerika Serikat dan Indonesia sama-sama mengalami tren penurunan bulanan untuk yang pertama kalinya setelah mengalami kenaikan yang cukup tajam dari bulan Januari hingga Maret,” tulis Infovesta Utama dalam laporan.
Baca Juga: Reksadana berbasis saham jadi incaran investor sepanjang bulan April 2021
Lebih lanjut, Infovesta Utama mengungkapkan, meskipun pasar saham berhasil ditutup positif pada bulan April, namun pada periode tersebut IHSG cenderung bergerak mendatar yang disebabkan oleh aksi wait and see investor sambil menunggu data ekonomi Indonesia, perkembangan covid di berbagai belahan dunia, serta rilis data beberapa emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Reksadana campuran dan saham mengalami peningkatan unit penyertaan tertinggi seiring dengan adanya harapan pemulihan ekonomi yang lebih tinggi pada kuartal II-2021.
“Namun, investor masih perlu berjaga-jaga dengan volatilitas pasar saham maupun obligasi dalam jangka pendek, karena investor masih menantikan berita, data, maupun sentimen positif yang lebih kuat untuk mendukung penguatan kinerja reksadana pada kuartal-II 2021,” tutup Infovesta Utama.
Baca Juga: Dana kelolaan industri reksadana bertambah Rp 1,99 triliun sepanjang April 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News