Reporter: Umi Kulsum | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Avrist Asset Management optimistis bisa mencetak kinerja positif tahun ini. Maklum saja, industri reksadana yang kian digemari investor membuat Avrist cukup percaya diri bisa meraih kinerja yang melesat. Plus, kado dari Standard & Poor's (S&P) yang menyematkan rating surat utang Indonesia ke level investment grade menjadi katalis positif untuk menarik daya tarik investor.
Direktur Avrist Hanif Mantiq menyatakan, perolehan asset under management (AUM) per Mei 2017 ini sudah melebihi target awal yang dipatok mereka. Target sebelumnya, Hanif berharap bisa memiliki dana kelolaan hingga Rp 1,5 triliun sampai akhir tahun.
Namun, sejalan dengan pesatnya minat investor terhadap reksadana, hingga bulan kelima tahun ini Avrist sudah mengantongi AUM sebesar Rp 1,67 triliun.
"Kondisi marketnya memang sedang mendukung, dampak S&P cukup positif mendorong investor yang tadinya menahan masuk ke pasar modal dan sekarang perlahan mulai berani masuk," ujarnya ke KONTAN.
Hanif optimistis Avrist bakal mencetak kinerja kinclong hingga tutup tahun nanti. Hanif menargetkan Avrist bisa menyentuh dana kelolaan Rp 2 triliun sampai akhir tahun ini. Perolehan dana kelolaan pun kian melesat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Per Mei 2017 dana kelolaan Avrist meningkat 19,28% dari posisi tahun lalu di periode yang sama hanya mencapai Rp 1,4 triliun.
Asal tahu saja, kontribusi terbesar dari total dana kelolaan Avram jenis reksadana pasar uang dan saham mendominasi masing-masing menyumbang 35%. Lalu, sekitar 20% berasal dari produk reksadana berbasis obligasi yang di dalamnya pendapatan tetap dan campuran dan sisanya lagi berasal dari produk terproteksi sebesar 10%.
Demi mendongkrak target AUM, Avrist juga terbilang agresif untuk terbitkan produk anyar. Total, diperkirakan akan ada enam produk baru yang meluncur tahun ini, sehingga melengkapi sekitar 10 produk eksisting yang dimiliki Avrist.
Namun empat produk baru di antaranya sudah diterbitkan, sehingga Avrist perlu melengkapi dua produk baru yang rencananya dalam proses perizinan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Dua produk itu di antaranya terproteksi dan sukuk yang membagikan dividen, sedang dalam proses rencananya akan masukkan izin OJK bulan ini, sehingga bulan selanjutnya sudah bisa ditawarkan ke investor," jelas dia.
Hingga saat ini, Avrist telah memiliki 400 hingga 500 investor yang tergabung dalam Avrist. Dari jumlah tersebut, ritel mendominasi sebesar 300 investor dan sisanya institusi. Hanif berharap, sampai akhir tahun Avram bisa memiliki 1.000 investor. "Kita akan terus fokus kembangkan ritel karena kalau institusi cenderung keluar masuk dan tidak long term seperti ritel," ungkapnya.
Demi mendongkrak target investor tersebut, Avrist juga menerapkan strategi jitu dengan menawarkan imbal hasil yang cukup menarik kepada investor. Dengan begitu, investor akan tertarik untuk membiakkan dananya dalam manajemen Avrist. "Seperti produk terproteksi misalnya, kami menawarkan imbal hasil sebesar 9,5% dan return tersebut paling tinggi di pasar," ucap Hanif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News