Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana asing masih mengalir deras ke pasar saham tanah air. Dalam sepekan, investor asing melakukan net buy senilai Rp 4,71 triliun di pasar reguler. Sementara sejak awal tahun alias year-to-date (ytd), jumlah dana asing yang masuk mencapai Rp 54,52 triliun.
Vice President PT Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, ada sejumlah faktor yang mendorong masuknya dana asing ke Indonesia.
Pertama, dari sisi makroekonomi, perekonomian Indonesia dinilai masih sangat baik.
Kedua, dari sisi laporan keuangan, dimana sejumlah emiten memberikan kinerja yang di atas ekspektasi, meskipun beberapa masih berada di bawah ekspektasi. “Ini memberikan keyakinan kepada investor untuk kembali masuk ke pasar Indonesia,” terang Wawan kepada Kontan.co.id, Rabu (10/8).
Baca Juga: Memerah, IHSG Turun 0,88% ke Level 7.040,56 pada Sesi I Rabu (10/8)
Ketiga, pasar saham Indonesia juga banyak kedatangan emiten-emiten baru yang melakukan initial public offering (IPO).
Keempat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga relatif cukup kuat di tahun ini.
“Ini menunjukkan dari sisi pasar modal, Indonesia cukup resilient sehingga asing masuk lagi,” sambung dia.
Adapun sentimen potensi kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia yang diperkirakan terjadi di semester kedua 2022, sebenarnya sudah diekspektasi oleh pasar.
IHSG yang sempat turun ke level 6.600 juga sudah priced in dengan sentimen kenaikan suku bunga, dimana IHSG turun setelah The Fed menaikkan suku bunga. Di sisi lain, ternyata Bank Indonesia masih mempertahankan suku bunga.
Sebab, inflasi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) disebabkan karena kenaikan harga komoditas. Di sisi lain, Pemerintah Indonesia masih menginginkan adanya pertumbuhan kredit untuk mendorong ekonomi.
Baca Juga: Ikuti Jejak Bursa Asia, IHSG Tergelincir 0,64% pada Awal Perdagangan Rabu (10/8)
“Sebenarnya yang mendorong suku bunga kan inflasi, tetapi karena pemerintah punya dana, pemerintah masih bisa melakukan subsidi untuk mengontrol inflasi,” pungkas Wawan.
Wawan memproyeksi IHSG di akhir tahun 2022 akan berada di level sekitar 7.400-7.500. Adapun saham-saham yang menjadi pendorong antara lain saham sektor keuangan, saham terkait infrastruktur khususnya telekomunikasi, barang konsumsi (consumer good), dan saham berbasis komoditas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News