kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Dana asing keluar capai Rp 56,25 triliun sejak awal tahun, ini pemicunya


Minggu, 20 September 2020 / 18:13 WIB
Dana asing keluar capai Rp 56,25 triliun sejak awal tahun, ini pemicunya
ILUSTRASI. Wartawan salah satu stasiun televisi melaporkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (18/9/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (18/9) sore ditutup menguat 20,82 poin atau 0,41 persen ke posisi 5.059,22 deng


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dalam sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,85%. Meski demikian, investor asing masih melakukan aksi jual bersih dalam jumlah yang besar.

Mengutip RTI, jumlah net sell asing dalam sepekan di pasar regular sebesar Rp 3,75 triliun, sementara di semua pasar jumlahnya mencapai Rp 3,84 triliun.

Jika menarik data sejak awal tahun, jumlah dana asing yang kabur dari pasar saham tanah air lebih jumbo lagi.  Nilai net sell di semua pasar sebesar Rp 39,71 triliun sementara di pasar regular mencapai Rp 56,25 triliun.

Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai asing memiliki pertimbangan sendiri dalam menilai pasar saham saat ini.

Dia bilang, pertimbangan investor asing terhadap pasar saham di Indonesia saat ini memiliki kondisi yang lebih riskan karena prospek bisnis di sektor riil masih membutuhkan waktu untuk pulih.

Baca Juga: Investor Domestik Semakin Bertaji, Saham yang Dilepas Asing Tetap Menarik Dikoleksi

Oleh karena itu likuiditas yang ada dialihkan ke instrumen yang fluktuasi nya diperkirakan lebih kecil dibanding saham.

“Untuk investor asing dengan orientasi jangka panjang masih tetap bertahan (di pasar saham). Sementara untuk yang jangka pendek memang memilih instrumen yang lebih kecil fluktuasinya seperti di obligasi atau pasar uang,” ujar Aria kepada Kontan.co.id, Minggu (20/9).

Senada, Analis Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menilai, masifnya dana asing yang menguap dari pasar saham sepanjang 2020 dikarenakan asing lebih memilih mode risk off, dan tidak terlalu condong kepada aset berisiko (risky asset).

Risk off sendiri merupakan fenomena dimana investor mengambil langkah untuk menghindari risiko dengan cara menarik dananya dari bursa saham (menjual saham).

Terlebih, pasar Indonesia masuk ke tipe emerging market. “Risk off datang dari ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global karena wabah Covid-19,” pungkas dia.

Selanjutnya: Kedatangan emiten baru, kapitalisasi pasar BEI naik lebih tinggi daripada IHSG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×