Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 0,08% ke level 6.244,109 pada perdagangan Jumat (24/1). Dalam sepekan, IHSG melemah 0,76%.
Dalam sepekan pula, investor asing meninggalkan pasar saham domestik hingga mencatatkan net sell Rp Rp 329,69 miliar di seluruh pasar dan Rp 804,80 miliar di pasar regular.
Senior Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial menilai, kaburnya dana asing dari pasar ekuitas disebabkan investor asing saat ini masih cenderung untuk masuk ke instrumen lain seperti surat utang negara (SUN) dibandingkan saham.
Baca Juga: Melemah 0,88% year yo date, simak proyeksi IHSG ke depan
Menurut Janson, hal ini tidak lepas dari penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang telah menguat 1,8% secara year-to-date (ytd) sehingga menjadi mata uang terkuat di Asia-Pasifik.
“Sebenarnya kalau dilihat dari penguatan rupiah, masuknya inflows asing lebih ke Indonesian government bonds karena yieldnya masih sangat menarik setelah memperhitungkan faktor inflasi,” terang Janson kepada Kontan.co.id.
Namun, ketika investor asing merasa portofolio SUN mereka sudah cukup, maka ada kemungkinan investor asing akan mulai melirik kembali instrumen saham.
Baca Juga: IHSG merosot 0,76% dalam sepekan lalu, berikut faktor pemicunya
Menurut Janson, IHSG masih memiliki peluang untuk menembus level di atas 6.300 hingga akhir Januari 2020. Sebab jika ditarik secara historis selama 10 tahun ke belakang, January Effect selalu mampu mengerek pergerakan IHSG.
IHSG sempat menembus level di atas 6.300, yakni pada penutupan perdagangan Selasa (14/1). Kala itu, IHSG sukses ditutup menguat 0,46% ke level 6.325,406. “Apalagi secara price to book value (PBV) IHSG masih sangat murah, yakni 2,07 kali dibandingkan PBV rata-rata sejak 2005 yakni 2,67 kali,” pungkas Janson.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News