Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kondisi pasar global yang dinilai makin membaik, mendorong investor asing kembali percaya diri memilih instrumen investasi berisiko seperti obligasi korporasi. Ini terlihat dari kue portofolio surat utang korporasi yang dimiliki asing yang makin membesar.
Merujuk data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), per Juni 2012, investor asing yang menggenggam obligasi korporasi berdenominasi rupiah mencapai Rp 9,27 triliun. Sementara, dana asing yang parkir di obligasi korporasi pada Mei 2012 sebesar Rp 8,45 triliun. Itu berarti, dalam sebulan terjadi lonjakan sebesar 9,70%.
Pemodal asing yang dominan memiliki obligasi korporasi adalah institusi keuangan senilai Rp 4,51 triliun. Posisi kedua berada di perusahaan aset manajemen sebesar Rp 1,014 triliun.
Sementara, porsi asing di surat utang korporasi berdenominasi dollar tercatat senilai Rp 9,48 miliar. Sebagai catatan, total outstanding obligasi korporasi yang diperdagangankan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga akhir Juni 2012 sudah mencapai Rp 162,09 triliun.
Analis Pasar Obligasi Samuel Asset Management, Herbie Mohede berpendapat, investor asing sudah mulai nyaman berinvestasi di emerging market. Apalagi, risiko berinvestasi di Indonesia masih rendah dengan tingkat imbal hasil yang menarik.
Prospek emiten yang menerbitkan obligasi juga dinilai masih akan bertumbuh. "Faktor-faktor itulah yang mendorong investor asing berani menempatkan dananya di instrumen tersebut meski likuiditasnya tidak terlalu besar," katanya.
Herbie juga mengungkapkan, keterbatasan likuiditas itu membuat investor asing yang masuk ke obligasi korporasi umumnya mempunyai horizon investasi yang lebih panjang. Investor asing cenderung menggenggam obligasi korporasi untuk mengejar return yang tinggi, sehingga jarang yang bertransaksi di pasar sekunder.
"Jadi karena tidak likuid, mereka pegang hingga jatuh tempo dan mengejar imbal hasilnya. Dibandingkan negara lain, jelas return surat utang di Indonesia sangat menarik," katanya.
Jumlah penerbitan obligasi korporasi berdenominasi rupiah yang cukup marak juga mendorong investor asing memilih instrumen surat utang rupiah. Banyaknya pilihan tersebut akan memudahkan investor asing untuk mencari emiten dengan resiko yang lebih rendah.
Pengamat pasar modal Imam MS menambahkan, setelah ada keputusan pemilu parlemen Yunani, investor asing mulai percaya diri kembali secara bertahap memasuki emerging market. Sejauh ini faktor eksternal yang menyetir permintaan. "Saya optimistis kepemilikan asing masih akan terus meningkat, di surat utang pemerintah maupun korporasi," ujar Imam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News