Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lautan Luas Tbk (LTLS) tengah mengkaji ulang proyeksi pendapatan pada tahun ini. Sebelumnya, LTLS memproyeksi pendapatan bisa tumbuh sebesar 10% pada 2020.
Eurike Hadijaya, Investor Relations Lautan Luas mengungkapkan, pihaknya masih memonitor kinerja tahun 2020 di tengah penyebaran virus corona atau Covid-19. Dia mengaku, sejauh ini memang ada industri yang turun lantaran pandemik Covid-19 ini, hanya saja ia belum dapat mengukur sejauh mana dampaknya terhadap total pendapatan pada tahun ini.
Sepanjang tahun 2019, emiten ini mengantongi pendapatan sebesar Rp 6,53 triliun atau turun 7,63% dari pendapatan pada 2018. Rincian pendapatan dari penjualan sebesar Rp 5,89 triliun, kemudian pendapatan komisi Rp 2,52 miliar, pendapatan jasa bongkar muat, pengiriman dan transportasi Rp 424,54 miliar, sewa dan jasa pelayanan Rp 98,49 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp 72,31 miliar.
Baca Juga: Lautan Luas (LTLS) catat pendapatan Rp 6,53 triliun pada 2019
Untungnya, LTLS juga berhasil menekan beban pokok penjualan sebesar 9,16% menjadi Rp 5,25 triliun. Sehingga laba kotor Lautan Luas mencapai Rp 1,28 triliun pada tahun 2019, hanya turun tipis 0,77% dari laba kotor tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,29 triliun.
Laba tahun berjalan LTLS sebesar Rp 225,74 miliar atau turun 3,17% secara tahunan. “Kinerja tahun lalu turun tipis karena ada pemilihan portofolio produk dan pelanggan. Yang tidak menguntungkan kami setop,” kata Eurike kepada Kontan.co.id, Kamis (2/4).
Baca Juga: Efisiensi dan perluas pasar, Lautan Luas (LTLS) gabungkan dua anak usahanya
Guna mempertahankan kinerja, LTLS juga menggabungkan anak perusahaan sebagai langkah efisiensi. Perusahaan distribusi bahan kimia ini akan menggabungkan dua anak usaha, yakni PT Liku Telaga dan PT Dunia Kimia Utama. Kedua anak usaha ini memang memiliki fokus usaha yang sama, yakni memproduksi asam sulfat, aluminium sulfat, dan sodium silikat.
Sementara itu, pada tahun ini LTLS menyiapkan belanja modal sebesar Rp 200 miliar. Dalam catatan Kontan.co.id, perusahaan ini akan menggunakan sebagian belanja modal untuk menambah kapasitas produksi sodium silikat di pabrik yang berlokasi di Gresik.
Pabrik tersebut juga memproduksi produk kimia lainnya seperti asam sulfat dan aluminium sulfat. Adapun produk sodium silikat yang tengah ditambah kapasitasnya diaplikasikan sebagai bahan kimia pendukung untuk memproduksi detergen, keramik dan kertas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News