kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Dalam waktu dekat, pasar obligasi Indonesia dipengaruhi efek agenda FOMC


Senin, 16 September 2019 / 20:13 WIB
Dalam waktu dekat, pasar obligasi Indonesia dipengaruhi efek agenda FOMC
ILUSTRASI. Ilustrasi Obligasi


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelangsungan agenda pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada tengah pekan ini akan sangat berpengaruh terhadap kondisi pasar obligasi Indonesia. Apalagi, sinyal penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) semakin kuat.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menyampaikan, para investor sebenarnya sudah mengantisipasi sentimen pertemuan FOMC pada Rabu (18/9) waktu setempat.

Ini membuat pasar obligasi Indonesia sempat mengalami rally sepanjang pekan lalu. Selain tentu saja isu perang dagang yang mereda juga membuat pasar terlihat lebih kondusif.

Hanya saja, memasuki awal pekan nanti atau di saat agenda FOMC tinggal hitungan hari, pasar obligasi justru tertekan. Terbukti, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) hari ini turun 0,18% ke level 266,35.

Baca Juga: Dana asing meninggalkan saham, pindah ke obligasi

Namun, hal ini lebih dikarenakan dampak tidak langsung atas lonjakan signifikan harga minyak global seiring serangan fasilitas produksi minyak di Arab Saudi. “Tekanan di pasar obligasi akibat kenaikan harga minyak tidak separah seperti yang terjadi di pasar saham,” ujarnya, Senin (16/9).

Sementara itu, Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga menilai, peluang penurunan suku bunga acuan AS sangat besar saat FOMC nanti. 

Mayoritas konsensus analis pun sudah memperkirakan The Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuan AS menjadi 1,75%-2%.

Indikasi tersebut kian kuat mengingat pekan lalu European Central Bank (ECB) sudah memotong suku bunga deposito di zona Eropa menjadi -0,5%. Beberapa bulan sebelumnya, Reserves Bank of India (RBI) juga memangkas suku bunga acuannya.

Artinya, tren penurunan suku bunga acuan secara global sulit dibendung, baik di negara maju maupun negara berkembang.

Jika Fed Fund Rate benar-benar dipotong, bukan tidak mungkin harga Surat Utang Negara (SUN) kembali rally sedangkan imbal hasilnya mengalami penurunan. 
“Yield SUN bisa kembali mendekati level 7% seiring tren suku bunga acuan global yang menurun,” ungkap Desmon, Senin (16/9).

Baca Juga: Tekanan eksternal turut mengangkat imbal hasil SUN

Potensi ini kian terbuka lantaran hasil FOMC nanti akan menjadi penentu langkah Bank Indonesia dalam menjalankan kebijakan moneternya dalam waktu dekat.

Sejauh ini, banyak pihak memperkirakan BI baru akan menurunkan suku bunga acuan lagi di bulan Oktober mendatang. Namun, prediksi tersebut bisa saja berubah jika The Fed mempercepat penurunan suku bunga acuan AS di bulan ini.

“BI sebenarnya masih punya ruang penurunan suku bunga acuan hingga 50 bps,” kata Desmon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×