kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Cuitan Trump jadi amunisi kenaikan harga minyak global


Jumat, 29 Maret 2019 / 19:34 WIB
Cuitan Trump jadi amunisi kenaikan harga minyak global


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cuitan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam akun Twitternya menjadi amunisi mendorong kenaikan harga minyak global.

Mengutip Bloomberg, pukul 15.00 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei 2019 tercatat di level US$ 59,58 per barel. Angka ini tumbuh 0,47% dari harga kemarin US$ 59.30 per barel.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, harga minyak global naik setelah status Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dalam akun Twtter-nya. Dalam cuitan Trump mengatakan bahwa Organization on the Pertroleum Exporting Countries (OPEC) harus meningkatkan pasokan karena dia menilai harga komoditas ini sudah terlampau tinggi.

"Sangat penting bagi OPEC untuk menambah pasokan minyak, pasar dunia sedang rentan, harga minyak sudah terlalu tinggi, terima kasih!,” kata Trump dalam laman Twitter Trump.

Mengutip Bloomberg pada Jumat (29/3) rupiah ditutup stagnan di level Rp 14.242 per dollar AS, sepekan rupiah melemah 0,55% dibanding pekan sebelumnya di level Rp 14.163 per dollar AS.

Sementara dalam kurs tengah bank Indonesia mata uang Garuda hari ini terdepresiasi 0,07% menjadi Rp 14.244 per dollar AS. Sementara dalam sepekan rupiah melemah 0,61% dibandingkan pekan sebelumnya di level Rp 14.157 per dollar AS.

Kenaikan harga minyak bukan kabar baik buat rupiah. Sebab, kenaikan harga minyak akan membuat biaya impor komoditas ini semakin mahal. Sementara Indonesia harus terus mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena produksi yang belum memadai.

Biaya impor minyak yang meningkat tentu memberikan tekanan kepada transaksi berjalan (current account). “Jika defisit transaksi berjalan semakin lebar gara-gara impor minyak, maka rupiah akan rentan melemah karena fondasinya yang rapuh,” kata Ibrahim kepada Kontan, Jumat (29/3). 

Di sisi lain,perang dagang AS-China. Sentimen ini terbukti ampuh melemahkan dollar AS. Setelah perundingan yang semakin positif, yang kurang tinggal pertemuan Presiden AS, Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping untuk menandatangani perjanjian damai dagang. Awalnya pertemuan tersebut dijadwalkan pada akhir Maret, tetapi kabar terakhir menyebutkan ada penundaan sampai Juni.

Ia meramal dalam perdagangan pekan depan rupiah kemungkinan akan menguat karena masih disokong dari sentimen positif perang dagang AS-China. Adapun mata uang Garuda pada pekan depan diproyeksi berada di level Rp 14.190-Rp 14.260 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×