Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cuaca buruk yang melanda beberapa wilayah di Indonesia membuat penjualan beberapa emiten semen menurun, termasuk penjualan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR).
VP Corporate Secretary Semen Baturaja Basthony Santri mengaku, cuaca ekstrem yang terjadi pada awal tahun membuat penjualan semen periode Januari-Februari 2020 terkoreksi. Basthony bilang, penjualan SMBR periode Januari –Februari 2020 sebesar 242.930 ton atau terkoreksi 14% dari periode yang sama tahun lalu.
“Akibat curah hujan yang tinggi akhirnya mempengaruhi penjualan semen,” terangnya kepada Kontan.co.id, hari ini (19/3).
Baca Juga: Pembangunan pabrik baru milik Semen Baturaja (SMBR) terganggu akibat corona
Basthony mengatakan permintaan semen di wilayah Sumatra bagian Selatan (Sumbagsel) juga turut terkoreksi 12%.
Terkait kondisi perekonomian global, regional, maupun nasional yang tertekan akibat sentimen wabah corona, Basthony masih yakin SMBR mampu mencapai target penjualan yang dipasang. Adapun emiten pelat merah ini menargetkan mampu menjual sekitar 2,6 juta ton semen tahun ini.
“Kita harus tetap optimistis,” sambung dia.
Tahun lalu, jumlah penjualan semen semiten penghuni Indeks Kompas100 ini mencapai 2,12 juta ton atau sedikit lebih tinggi dibanding target yang dipasang yakni 2,1 juta ton.
Adapun untuk tahun ini SMBR berharap berkah dari adanya pembangunan infrastruktur pemerintah yang akan memunculkan sentra ekonomi baru di sepanjang jalan tol yang tentunya dapat mendongkrak konsumsi semen.
Salah satu proyek tol yang dimaksud adalah jalan tol Kapal Betung (Kayu Agung - Palembang - Betung) dan proyek infrastruktur pendukung jalan tol seperti rest area.
Asal tahu, emiten pelat merah ini mengalokasikan belanja modal/capital expenditure (capex) hingga Rp 150 miliar yang akan digunakan untuk pengembangan Tambang Pelawi, terminal semen, hingga persiapan produk hilir turunan semen.
Selain itu, capex juga akan digunakan untuk rekondisi emplacement 3 site serta persiapan pabrik baru yakni Baturaja III dan beberapa investasi rutin.
Namun, sehubungan dengan merebaknya virus corona (Covid19), Basthony memberi sinyal proses pengerjaan pabrik anyar ini kemungkinan akan sedikit terganggu. Saat ini pabrik berkapasitas 2 juta ton tersebut masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).
Baca Juga: Semen Baturaja (SMBR) Jual Tanah Liat ke Pusri
“Masih banyak revisi. Apalagi ada penambahan faktor kondisi global dan Indonesia terkait virus Corona yang dampaknya ke permintaan dan suplai,” ujar dia.
Terkait merebaknya pandemic Covi19, Basthony menjamin kegiatan operasional dan logistik SMBR masih terus berjalan normal. Meski demikian dia tidak menampik sentimen virus ini akan turut mempengaruhi permintaan semen di tengah kondisi oversupply saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News