kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Crossing saham JAWA Rp 665,4 M, ini kata analis


Rabu, 06 September 2017 / 23:09 WIB
Crossing saham JAWA Rp 665,4 M, ini kata analis


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Terjadi transaksi tutup sendiri atau crossing saham PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) senilai Rp 665,4 miliar pada perdagangan Rabu (6/9). Transaksi dilakukan sebanyak dua kali di harga Rp 250 per saham.

Total saham yang ditransaksikan mencapai 2,66 miliar atau setara 70,51% saham JAWA. Jumlah ini setara dengan besar kepemilikan PT Sinar Kasih Abadi atas JAWA.

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengemukakan beberapa kemungkinan yang mungkin muncul terkait transaksi ini. Menurut dia, ada kemungkinan munculnya investor baru, di sisi lain bisa jadi ada peralihan kepemilikan dari share holder major ke share holder lainnya. Bukan tak mungkin pula terjadi backdoor listing oleh perusahaan lain yang ingin mengambil alih JAWA.

Meski baru menduga-duga, transaksi yang terbilang besar ini menurut Edwin sangat memungkinkan terjadi di internal pemegang saham JAWA. “Terus terang size nya cukup besar, jadi yang mungkin lebih reliable saya rasa lari ke JAWA ya. Kalau transaksi repo kayaknya terlalu besar Rp 600 miliar lebih,” ujar Edwin Rabu (6/9).

Menyoal harga jual sahamnya sendiri, menurut Edwin masih wajar karena tak terpaut jauh dari harga saham JAWA saat ini. Adapun pada penutupan perdagangan Rabu (6/9) saham JAWA ditutup di harga Rp 226 per saham.

Melihat ke depan, Edwin menilai bahwa JAWA masih mungkin menorehkan peningkatan kinerja. Hanya saja Edwin tak yakin kenaikan tersebut akan terjadi secara signifikan. Pasalnya masih ada beberapa tantangan yang mesti dihadapi emiten CPO ini.

Saat ini misalnya, Edwin menyebut harga CPO dapat disebut stagnan ulah isu oversupply. Ditambah lagi, JAWA menurutnya sulit melakukan ekspansi besar-besaran lantaran ketersediaan lahan yang mulai terbatas. Belum lagi JAWA menurutnya harus menghadap permasalahan soal bibit.

“Prospeknya masih ada peningkatan tapi mungkin tak terlalu besar. Untuk jangka panjang boleh dikatakan masih hold. Price-nya masih dalam range di harga sekarang,” tutur Edwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×