kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CPO terangkat pajak ekspor Malaysia


Selasa, 22 Januari 2013 / 07:53 WIB
CPO terangkat pajak ekspor Malaysia
ILUSTRASI. Pekerja mengumpulkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke atas truk di Mamuju Tengah , Sulawesi Barat. ANTARA FOTO/ Akbar Tado/wsj.


Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) terkerek naik. Spekulasi ekspor dari Malaysia yang bakal meningkat pasca-pemberlakuan pajak ekspor 0% sejak awal tahun ini menjadi salah satu penyebabnya.

Harga CPO untuk kontrak pengiriman April 2013 di Bursa Malaysia, kemarin (21/1) pukul 16.45 WIB, naik 0,87% menjadi RM 2.421 dibanding harga sehari sebelumnya. Sementara, harga CPO untuk pengiriman April 2013 di Bursa Komoditi dan Derivatif, kemarin, terkoreksi 0,19% menjadi Rp 7.700 per ton.

Data ekspor CPO di Malaysia pada 20 hari pertama bulan ini melemah 17% dibanding periode yang sama di Desember 2012. Angka ini lebih baik dari penurunan ekspor dalam 10 hari pertama yang mencapai 25%. 

Intertek memprediksi, Malaysia akan mempertahankan tarif ekspor CPO sebesar 0% pada bulan Februari untuk mengurangi persediaan. Di akhir tahun, persediaan CPO Malaysia mencapai 2,63 juta ton.

"Pembeli perlahan-lahan sudah mengakomodasi aturan baru di China dan pajak baru di India,” kata Ker Chung Yang, analis Phillip Futures Pte Ltd di Singapura seperti dikutip Bloomberg.

Masih akan tertekan

Sekadar informasi, Departemen Pertanian India pada pekan lalu menyatakan akan mengenakan pajak impor sawit dan minyak kedelai sebesar 2,5%. Sementara, China memperketat aturan impor CPO sejak awal tahun.  

Analis Askap Futures Suluh Adil Wicaksono menuturkan, CPO masih berpotensi tertekan sepanjang kuartal I-2013. Kebijakan pembebasan pajak ekspor 0% yang ditempuh Malaysia dinilai belum efektif, mengingat permintaan CPO  tahun ini masih minim akibat perlambatan ekonomi global. "Harga CPO hanya bisa terdongkrak jika permintaan bertumbuh," ujar dia.

Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, kenaikan tarif impor di India sebenarnya bisa menekan harga CPO. Sebab, kenaikan pajak bisa menurunkan permintaan. Namun minyak sawit masih menjadi favorit di India, karena harganya yang masih lebih murah dibanding minyak kedelai lokal. 

Prediksi Suluh, di kuartal I-2013, harga CPO masih berpotensi jatuh ke level RM 2.300 per ton. Sementara level ressistance bisa menembus RM 2.800 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×