Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) menguat dari level terendah sepuluh bulan. Tetapi kenaikan produksi CPO mulai terlihat dan menjadi beban laju harga ke depan.
Mengutip Bloomberg, Rabu (14/6) pukul 17.00 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Agustus 2017 di Malaysia Derivative Exchange menanjak 1,07% ke level RM 2.458 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir CPO menguat tipis 0,12%.
Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Agus Chandra mengatakan, pergerakan harga CPO sebenarnya masih minim sentimen positif. Nilai tukar ringgit Malaysia cenderung menguat terhadap dollar AS, bahkan mendekati level terkuat dalam sepekan.
Lalu permintaan CPO selama bulan Ramadan tidak setinggi harapan pasar. "Penguatan harga saat ini merupakan imbas dari aksi bargain hunting pelaku pasar setelah CPO jatuh ke level terendah sepuluh bulan," paparnya.
Produksi CPO sudah mulai terlihat naik setelah badai El Nino berakhir. Malaysian Palm Oil Board (MPOB) merilis produksi CPO Mei naik 6,9% menjadi 1,65 juta ton dari bulan sebelumnya. Angka tersebut sekaligus level tertinggi sejak Oktober 2016. Tingkat ekspor memang meraih kenaikan sebesar 17,3% menjadi 1,51 juta ton. Dengan demikian, total pasokan turun 2,6% di angka 1,56 juta ton.
Tetapi data tersebut belum mampu menjaga tren penguatan CPO ke depannya. Sedangkan angka produksi diprediksi terus meningkat. "Output CPO akan mulai pulih pada semester kedua dan berpotensi menekan harga turun," imbuh Agus.
Resiko penurunan harga CPO semakin besar jika minyak kedelai sebagai barang substitusi juga terus mencatat penurunan. Agus memprediksi harga CPO bisa tergerus ke level RM 2.260 pada akhir semester I-2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News