kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cottonindo Ariesta (KPAS) akan bangun pabrik baru dengan dana IPO


Jumat, 05 Oktober 2018 / 12:18 WIB
Cottonindo Ariesta (KPAS) akan bangun pabrik baru dengan dana IPO


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS) secara resmi tercatat sebagi emiten ke-40 yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2018 ini. KPAS bergerak di industri penghasil produk kapas untuk kapas kesehatan, kapas kencantikan dan kapas industri.

Direktur Operasi KPAS, Albert Yan Katili mengatakan, saat ini KPAS baru memiliki satu pabrik yang beroperasi di Subang, Jawa Barat. Adapun, tujuan dari IPO ini adalah untuk ekspansi pabrik guna meningkatkan kapasitas produksi.

“Utilitas pabrik saat ini hampir mencapai 100%, jadi sudah saatnya kami melakukan ekspansi untuk merespons permintaan pasar,” ujar Albert saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jumat (5/10).

Lebih lanjut, menurutnya kapasitas produksi pabrik saat ini adalah 115 ton per bulan, sedangkan rata-rata produksinya sudah mencapai 100 ton hingga 105 ton per bulan. Dengan adanya penambahan pabrik baru diharapkan kapasitas produksi dapat meningkat menjadi 245 ton per bulan.

Dari total target dana IPO sekitar Rp 45,02 miliar rupiah, sekitar 75% akan digunakan untuk pembelian lahan pabrik dan mesin baru sekitar Rp 30 miliar dengan luas area mencapai 5 hektar. Sisanya untuk modal kerja.

Ditemui di tempat yang sama, Johan Kurniawan, Sekretaris Perusahaan KPAS mengatakan, produk unggulan perusahaan saat ini adalah untuk produk cotton bud dan kapas kecantikan. Untuk porsi kapas industri saat ini sekitar 15 ton hingga 20 ton per bulan, selanjutnya untuk kapas kesehatan baru 5 ton.

Sisanya disumbang terbesar dari kapas kecantikan. “Harapannya setelah pabrik sudah jadi produksi kapas kesehatan dapat meningkat menjadi 20 ton per bulan,” ujar Johan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×