kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.260.000   -26.000   -1,14%
  • USD/IDR 16.735   13,00   0,08%
  • IDX 8.319   76,61   0,93%
  • KOMPAS100 1.160   10,25   0,89%
  • LQ45 847   5,05   0,60%
  • ISSI 287   1,55   0,54%
  • IDX30 445   4,14   0,94%
  • IDXHIDIV20 511   0,49   0,10%
  • IDX80 130   1,17   0,90%
  • IDXV30 136   0,08   0,06%
  • IDXQ30 142   0,93   0,66%

CLEO sudah gunakan 70% capex per Agustus


Minggu, 27 Agustus 2017 / 22:34 WIB
CLEO sudah gunakan 70% capex per Agustus


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Produsen air minum dalam kemasan (AMDK), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) sudah menyerap 60%-70% belanja modal alias capex per Agustus 2017.

Direktur Keuangan CLEO Lukas Setio Wongso bilang, perusahaan menganggarkan capex senilai Rp 140 miliar pada tahun ini. Rencananya Rp 47 miliar capex akan digunakan untuk membeli mesin-mesin produksi, sisanya untuk finishing tiga pabrik baru dan belanja modal. Selain itu belanja modal tersebut juga akan digunakan untuk pengembangan varian produk inovatif.

Lukas menambahkan, hingga Agustus 2017, progres pembangunan dua pabrik baru CLEO sudah mencapai 90%. Pabrik tersebut berlokasi di Ungaran, Jawa Tengah dan Kendari, Sulawesi Tenggara. Lantaran masih menunggu izin edar dan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI), kedua pabrik itu diproyeksikan beroperasi Desember 2017.

Pada Mei lalu, CLEO juga ambil ancang-ancang untuk melakukan diversifikasi produk makanan ringan. Adapun tiga brand produk tersebut adalah Roller dan Whoppy berupa produk wafer, snack, cokelat, biskuit, pasta coklat dan kerupuk, serta Mmmilk dengan produk pasta coklat, madu, permen cokelat dan cokelat.

Saat ini, Lukas bilang, produk biskuit sudah dijual di pasaran. Namun memang produk ini belum bisa berkontribusi banyak terhadap total penjualan perusahaan. “Produk biskuit sudah dijual. Kontibusi penjualannya masih di bawah 5% dari total sales,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×