Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ciptadana Sekuritas Asia memberikan pandangan overweight untuk sektor ritel. Potensi pertumbuhan didorong kondisi makroekonomi yang cukup baik.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Alif Ihsanario mengatakan Bank Indonesia (BI) memperkirakan Indeks Penjualan Eceran (IPE) akan meningkat 2,1% secara bulanan (MoM) dan 4,4% secara tahunan (YoY) menjadi 232,8 di bulan Juni 2024 dari 228,1. Kenaikan itu didorong liburan tahun ajaran baru dan perayaan Idul Adha.
Meskipun memang, emiten ritel dengan pangsa pasar kelas menengah atas akan lebih diuntungkan. Sebab, daya beli untuk masyarakat kelas menengah bawah diperkirakan masih akan melambat pada tahun ini.
Selain itu, risiko lainnya untuk sektor ritel pada tahun ini datang dari harga sewa tenant yang akan mulai naik. Menurut Colliers, pertumbuhan sewa rata-rata 5%-6% terjadi pada 2024-2026 diperkirakan akan terjadi, didorong tingkat hunian yang terus meningkat pada saat penambahan pasokan yang sedikit.
"Sejauh ini, hal ini mengimplikasikan bahwa LPPF akan menjadi yang paling terpengaruh oleh kenaikan sewa karena menyumbang 27% dari rata-rata 10 tahun opex (biaya operasional. Diikuti oleh ERAA 9,8%, ACES 7,9%, dan RALS 7,8%," tulis Alif dalam riset Rabu (24/7).
Baca Juga: Kinerja Emiten Ritel Diproyeksikan Tetap Tumbuh di Tengah Perlambatan Daya Beli
Di sisi lain, terdapat kekhawatiran tarif impor lantaran bea masuk naik hingga 200%. Namun, ia melihat dampaknya minimal karena LPPF dan RALS mendapatkan sebagian besar inventarisnya. Selain itu, LPPF telah mengalihkan target segmennya ke kelas menengah ke atas, sementara RALS dapat diuntungkan sebagai substitusi untuk konsumen kelas bawah jika aliran pakaian bekas berhenti.
"ACES dan ERAA sepertinya tidak akan terpengaruh karena fokus dari tarif ini sebagian besar pada pakaian dan pakaian jadi," sebut Alif.
Dari berbagai hal itu, Alif mempertahankan pandangan overweight untuk sektor ritel. Sebab, adanya tanda-tanda pemulihan penjualan ritel yang berkelanjutan, meskipun sebagian besar dipimpin oleh kelas menengah ke atas, peningkatan lalu lintas ruang ritel, dan peningkatan tingkat hunian yang diantisipasi.
Adapun untuk sahamnya, Ciptadana Sekuritas Asia menjagokan ACES dan ERAA. "Namun, kami tetap waspada terhadap bagaimana perkembangan terbaru dalam ruang ritel terwujud dalam hasil kuartal II 2024," sambungnya," imbuhnya.
Risiko dari pandangan tersebut, yakni pertumbuhan PDB yang lebih rendah dari ekspektasi, depresiasi rupiah yang berlanjut, tingkat inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi, dan pertumbuhan sewa yang lebih tinggi dari ekspektasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News