Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) mengalami penurunan pendapatan sepanjang tahun 2023. Meski begitu, emiten penyedia layanan kelistrikan swasta (private power utility) ini masih mampu mendongkrak perolehan laba bersihnya.
Hingga periode 31 Desember 2023, POWR membukukan total penjualan neto senilai US$ 546,08 juta. Turun tipis 0,79% dibandingkan total penjualan pada tahun sebelumnya (Year on Year/YoY) senilai US$ 550,45 juta.
Penjualan neto POWR pada tahun lalu diperoleh dari segmen pelanggan industri senilai US$ 472,16 juta atau turun tipis 1% (YoY) dan dari PT PLN (Persero) senilai US$ 73,91 juta, naik 0,54% (YoY).
Baca Juga: Laba Cikarang Listrindo (POWR) Naik 6,12% Jadi US$ 76,97 Juta di 2023
Corporate Secretary Cikarang Listrindo, Christanto Pranata membeberkan bahwa penurunan penjualan listrik POWR tak lepas dari faktor penurunan aktivitas pelanggan akibat pelemahan ekonomi secara global. Perlambatan ekonomi global terutama pada mitra dagang Indonesia berkontribusi pada permintaan ekspor yang lebih rendah.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor non-migas sektor industri manufaktur turun sebesar 9,3% pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022. Meski terjadi penurunan penjualan, namun pada akhir tahun 2023 POWR kembali mencatatkan rekor tertinggi untuk daya tersambung sebesar 1.254 Megavolt Ampere (MVA) atau meningkat 20 MVA dari tahun 2022.
Peningkatan juga terjadi pada jumlah pelanggan industri menjadi 2.650 pelanggan, dari sebelumnya 2.595 pelanggan. "Peningkatan tersebut didukung oleh percepatan digitalisasi dan industri data center yang diproyeksikan masih akan terus bertumbuh," ungkap Christanto dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jum'at (1/3).
Selain itu, nilai susut daya dalam jaringan distribusi dan transmisi juga tergolong sangat rendah yaitu di bawah 1%. "Dengan kinerja yang tetap solid dan didukung operasional yang strategis dan efisien, serta manajemen biaya dan pengelolaan keuangan yang baik, Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar US$ 77 juta," terang Christanto.
Merujuk laporan keuangan yang terbit di Bursa Efek Indonesia, POWR membukukan laba tahun berjalan senilai US$ 76,97 juta. Meningkat 6,12% dibandingkan capaian laba tahun 2022 yang senilai US$ 72,53 juta.
Sebagai perbandingan, jika dikonversi menggunakan kurs saat ini sebesar Rp 15.723 per dolar Amerika Serikat, maka laba tahun berjalan POWR pada tahun 2023 setara dengan Rp 1,21 triliun.
Christanto melanjutkan, pada tahun 2023 POWR berhasil melakukan pelunasan dan pembatalan sebagian Senior Notes sebesar US$ 50 juta, dimana usaha tersebut membuahkan penghematan tahunan atas beban bunga sebesar US$ 2,5 juta.
Hal tersebut juga menguatkan struktur modal, dimana POWR berhasil menguatkan rasio leverage menjadi 0,5x (dibandingkan 0,9x tahun sebelumnya) dan menguatkan rasio kemampuan membayar biaya tetap (FCCR) sebesar 7,4x (dibandingkan 7,2x tahun sebelumnya). Keduanya jauh lebih baik dari yang dipersyaratkan oleh Senior Notes POWR.
Dalam menjalankan bisnisnya, Christanto menegaskan bahwa POWR memperhatikan pemenuhan aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG). . Pada tahun 2023, berbagai inisiatif untuk mengembangkan energi terbarukan telah dijalankan POWR seperti pengoperasian 21,2 MWp Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
Inisiatif lainnya adalah penyediaan layanan Renewable Energy Certificate (REC), fasilitas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) serta peningkatan penggunaan biomassa untuk co-firing pada PLTU Babelan dan mengurangi penggunaan batubara.
"Atas inisiatif-inisiatif tersebut, sepanjang tahun 2023, Perseroan berhasil menyalurkan energi ramah lingkungan sebesar 95 GWh meningkat sebesar 101,8% dibandingkan tahun lalu dan akan terus dikembangkan secara bertahap," ungkap Christanto.
Pada tahun 2024 ini, untuk PLTS Atap akan disusulkan dengan tambahan 17,5 MWp yang saat ini sedang dalam proses instalasi dan penyelesaian kontrak. Selain itu, POWR akan melakukan peningkatan penggunaan biomassa menjadi 86 kTon meningkat sebesar 59,3% dibandingkan tahun lalu.
Pada tahun 2023, komitmen POWR terhadap ESG juga diwujudkan melalui voluntary yang menunjuk Sustainalytics untuk menilai kinerja ESG. POWR berhasil memperbaiki penilaian peringkat risiko ESG dari 40,1 pada penilaian pertama tahun 2022 menjadi 26,7 pada tahun 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News