Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pemasok listrik PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) bakal melakukan pembelian saham kembali atau buyback sebanyak 2% dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh, sebanyak-banyaknya 321.743.100 lembar saham.
Dalam keterbukaan informasi di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan menyebutkan, buyback tidak menyebabkan kekayaan bersih POWR menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah cadangan wajib yang telah disisihkan.
Adapun perkiraan biaya yang akan disisihkan untuk melakukan buyback sebanyak-banyaknya US$ 20 juta atau setara Rp 295,88 miliar (kurs Rp 14.794). Dana tersebut sudah termasuk biata transaksi, biaya pedaganga perantaran dan biaya lainnya sehubungan transaksi buyback.
"Dananya dari kas operasional perseroan. Tujuannya (buyback), untuk treasury stock," kata Investor Relations POWR Nesni Sutry saat dihubungi Kontan, Senin (17/9).
Perusahaan berencana untuk menyimpan saham yang telah dibeli kembali, untuk dikuasai sebagai saham treasuri untuk jangka waktu tidak lebi dari tiga tahun. Perseroan juga dapat sewaktu-waktu melakukan pengalihan atas saham yang dibeli.
Sementara itu, langkah buyback dipilih Direksi POWR lantaran kinerja perusahaan itu menunjukkan perbaikan dan telah menghasilkan arus kas yang melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan peningkatan dan pertumbuhan. Per 30 Juni 2018, saldo laba perusahaan tercatat US$ 195,48 juta.
Adapun asumsi penggunaan kas POWR untuk buyback senilai Rp 295,88 juta tersebut, bakal menyebabkan aset dan ekuitas perseroan tersebut turun. Namun, perseroan optiimistis bahwa pelaksanaan buyback tidak akan memberikan dampak negatif material terhadap kegiatan emiten itu.
"Apalagi, Perseroan memiliki kerja dan ketersediaan dana tunai (cash flow) yang memadai untuk melaksanakan pembiayaan transaksi, bersamaan dengan kegiatan Perseroan," jelas laporan tersebut.
Lewat buyback, POWR menilai langkah tersebut dapat meningkatkan laba per saham, sehingga jumlah dividen yang dapat dibagikan kepada pemegang saham akan meningkat. Kondisi itu juga diharapkan dapat menjaga stabilitas harga saham di masa mendatang.
"Saham Perseroan masih dapat berfluktuasi, sehingga pergerakan harga saham dapat turun secara tajam, yang pada dasarnya tidak mencerminkan kondisi fundamental dan prospek perseroan," menurut laporan tersebut.
Terkait waktu pelaksanaan aksi buyback, Nesni menjelaskan bahwa keputusan tersebut dapat dilakukan usai Perseroan itu mendapat persetujuan untuk melakukan buyback. "Rencana akan ditetapkan lebih lanjut setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham," ungkapnya.
Untuk mendapatkan persetujuan rencana tersebut, emiten itu akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Rabu (24/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News