kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China menjadi faktor utama dalam kenaikan batubara


Jumat, 25 Juni 2021 / 17:56 WIB
China menjadi faktor utama dalam kenaikan batubara
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara ICE Newcastle kontrak Juli 2021 kembali naik ke level US$ 131 per metrik ton di hari Kamis (24/6). Selama bulan Juni 2021, harga batubara ICE Newcastle kontrak Juli naik 16,86% dari level US$ 112 per metrik ton di akhir bulan Mei.

Secara year to date (ytd) harga batubara ini naik 63,55%, dari US$ 80,10 per metrik ton di akhir tahun 2020. Menurut Founder Traderindo.com Wahyu Laksono, faktor utama yang membuat harga batubara naik adalah China.

Naiknya permintaan batubara di China dibarengi dengan pelemahan produksi yang dipadukan dengan pelarangan impor batubara dari Australia, membuat harga batubara terus melonjak.

Selain itu, menurutnya China juga masih membutuhkan batubara dalam jumlah yang besar, sehingga gabungan antara ketatnya pasokan, dan permintaan yang normal telah berkontribusi terhadap kenaikan pasar.

“Pasokan batubara domestik (China) telah diperketat, dengan pemeriksaan keamanan dan pemeliharaan produksi dilakukan sebelum 1 Juli, ketika China akan merayakan ulang tahun ke-100 Partai Komunis China,” kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Jumat (25/6).

Baca Juga: Harga minyak mentah dunia masih dibayangi sentimen naiknya permintaan

Faktor lain yang membuat harga batubara naik menurut Wahyu karena produksi baja di dunia yang mengalami kenaikan, menurut World Steel Association produksi baja mentah naik 14,5% untuk lima bulan pertama tahun 2021 dibandingkan tahun lalu.

“Namun, tren terbaru menunjukkan bahwa margin pabrik baja berada di bawah tekanan, di tengah input bahan baku baja yang lebih tinggi, termasuk bijih besi, batu bara, dan skrap baja,” ujar Wahyu.

Selain itu, ia juga melihat bahwa regulator China banyak menutup tambang batubara di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kecelakaan industri. 

Penutupan tersebut menekan output domestik, bahkan di tengah kondisi aktivitas industri yang kuat dan suhu yang tinggi, yang menyebabkan permintaan meningkat.

Wahyu melihat bahwa harga batubara jangka panjang masih akan bergerak di angka US$ 40 per metrik ton - US$ 140 per metrik ton. Sedangkan untuk jangka menengah akan bergerak di rentang harga US$ 80 per metrik ton – US$ 100 per metrik ton. Untuk konsolidasi tahunan berada di rentang harga US$ 80 per metrik ton – US$ 100 per metrik ton.

Selanjutnya: Beberapa emiten ini bakal cari dana dari rights issue dan private placement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×