Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli
Yaitu dapat melakukan hilirisasi atau akuisisi tambang yang lebih prospektif seperti nikel atau masuk ke bisnis ekosistem kendaraan listrik.
Misalkan tanpa pelonggaran dari china terhadap batubara Australia, Pandhu berkayakinan batubara memiliki prospek yang cenderung negatif. Lantaran cepat atau lambat harga batubara akan turun seperti yang terjadi pada komoditas minyak dan CPO.
Menurut Pandhu pada tahun 2023 harga batubara di perkirakan masih akan tetap di atas US$ 200 per ton dibandingkan beberapa tahun sebelumnya yang di level US$ 70 per ton hingga US$ 100 per ton.
Baca Juga: Ini Faktor Pendorong Pendapatan Adaro Energy (ADRO) Melonjak 130% di Kuartal III-2022
Pandhu merekomendasikan untuk saham-saham batubara lebih baik untuk trading jangka pendek lantaran lebih menarik dibandingkan untuk jangka panjang karena risiko lebih tinggi daripada potensi keuntungan.
"Sebaiknya tunggu sinyal positif dulu karena kurang cocok untuk hold jangka panjang dan tidak perlu buru-buru untuk masuk," tutupnya.
Menurut Cheril investor dapat mencermati beberapa emiten batubara kedepannya seperti ADRO dengan target harga Rp 3.700, ITMG dengan target harga Rp 40.300, INDY dengan target harga Rp 2.800.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News