Sumber: CoinDesk,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin ambles 10% persen pada Senin (21/6). Sedang Ether ambrol 12% ke bawah US$ 2.000. China menjadi pusat gempa bagi aset kripto.
Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin jatuh ke posisi US$ 31.744,99. Sementara harga Ether longsor ke level US$ 1.893,15, pertama kali di bawah US$ 2.000 sejak 23 Mei lalu.
Penurunan harian harga Bitcoin terbesar terakhir sebesar 7,5%. Jika bertahan, penurunan pada Senin akan menjadi yang terbesar dalam satu bulan terakhir.
Mengutip Reuters, Pemerintah Provinsi Sichuan pada Jumat (18/6) pekan lalu memerintahkan penutupan proyek penambangan kripto.
Baca Juga: Harga Ether ambrol ke bawah US$ 2.000, dampak China yang makin keras
Dewan Negara, kabinet China, bulan lalu berjanji untuk menekan penambangan dan perdagangan Bitcoin sebagai bagian dari serangkaian tindakan guna mengendalikan risiko keuangan.
“Tindakan keras terhadap penambang China mungkin berarti mereka melepas koin ke pasar yang tipis dan membawanya lebih rendah,” kata Ben Sebley dari BCB Group, perusahaan kripto berbasis di London, Inggris, kepada Reuters.
Penambangan di China menyumbang lebih dari setengah produksi Bitcoin global. Sichuan adalah provinsi penambangan Bitcoin terbesar kedua di China, menurut data University of Cambridge, Inggris.
Sentimen dari bank sentral China
Sentimen negatif dari negeri tembok raksasa datang dari bank sentral China yang mengatakan pada Senin (21/6), mereka telah memanggil beberapa bank dan lembaga pembayaran baru-baru ini.
Baca Juga: Efek China, harga Bitcoin makin jatuh ke posisi US$ 32.000