Sumber: CoinDesk,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga Ether terlempar ke bawah US$ 2.000 pada Senin (21/6), pertama kali sejak 23 Mei lalu, menyusul kebijakan China yang semakin keras terhadap mata uang kripto.
Mengacu data CoinDesk, harga Ether sempat jatuh ke posisi US$ 1.893.15, sebelum bangkit ke US$ 1.968,16 pada pukul 18.56 WIB atau turun 5,37% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Ether, aset kripto terbesar kedua di dunia berdasarkan nilai pasar, adalah token yang menggerakkan blockchain Ethereum.
Bank sentral China, People's Bank of China (PBOC) pada Senin mengatakan kepada lembaga keuangan utama negeri tembok raksasa untuk berhenti memfasilitasi transaksi mata uang virtual.
Bank tidak boleh menyediakan produk atau layanan, seperti perdagangan, kliring, dan penyelesaian untuk transaksi kripto, kata PBOC dalam sebuah pernyataan, dikutip CoinDesk.
Baca Juga: Tindakan keras China terhadap penambangan kripto meluas
Sentimen negatif lainnya dari China adalah tindakan keras China terhadap penambangan cryptocurrency yang meluas ke Provinsi Sichuan.
Kebijakan di Sichuan, di mana sebagian besar penambang menggunakan tenaga air untuk menjalankan peralatan komputer yang dirancang khusus dalam memverifikasi transaksi Bitcoin, menunjukkan tindakan keras yang lebih luas.
Komisi Pembangunan dan Reformasi Sichuan dan Dinas Energi Sichuan mengeluarkan pemberitahuan bertanggal 18 Juni 2021 yang memerintahkan penutupan 26 proyek penambangan mata uang kripto pada 20 Juni.
Sichuan adalah provinsi penambangan Bitcoin terbesar kedua di China, menurut data University of Cambridge. Beberapa penambang memindahkan aktivitas mereka di sana pada musim hujan untuk memanfaatkan sumber daya tenaga air yang kaya.
Selanjutnya: Efek China, harga Bitcoin makin jatuh ke posisi US$ 32.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News