Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 2,5 triliun. CPIN akan menggunakan belanja modal ini termasuk untuk pengembangan bisnis perunggasan.
Presiden Direktur CPIN Tjiu Thomas Effendy bilang, pihaknya masih melihat potensi yang bagus dalam divisi ini. "Adapun dari total capex kami mengalokasikan sekitar 25% atau sekitar Rp 600 miliar untuk budidaya perunggasan," kata Thomas saat paparan publik di Hotel Mulia, Kamis (23/5).
Menurutnya, di tengah harga unggas yang cenderung rendah, CPIN masih melihat potensinya masih sangat bagus. CPIN memperhitungkan, konsumsi ayam per kapita sekitar 13 kg per tahun.
"Jumlah tersebut masih jauh dari Malaysia dengan konsumsi sekitar 58 kg per kapita per tahun, ini gambaran perspektif dari negara tetangga yang juga memiliki penduduk muslim yang besar," tambah Thomas.
Artinya, ia melihat sebetulnya dari industri masih bisa berkembang sekitar 7%-8%. Terlebih Indonesia memiliki keadaan geografis dengan 17.000 pulau dan mayoritas masyarakatnya berada di daerah pedesaan.
Indonesia pun memiliki pertumbuhan ekonomi yang positif terutama di desa, mengingat pembangunan infrastruktur juga sudah pesat. "Kita lihat masih ada pertumbuhan di desa, kalau dari perkotaan mungkin sudah maksimal," katanya.
"Jadi meskipun pertumbuhannya sekitar 10% di desa, itu sangat berefek besar ke industri," ujar Thomas. Maka itu, di tahun ini CPIN akan mengembangkan strategi dan memperkuat distribusi di area baru seperti di Sulawesi, Kalimantan dan Sumatra dengan membangun dipo-dipo baru.
Di kuartal I-2019 lalu, CPIN membukukan penjualan senilai Rp 14,45 triliun atau naik 21,94% yoy dari Rp 11,85 triliun. Penjualan itu berasal dari penjualan pakan Rp 7,05 triliun, ayam pedaging Rp 3,96 triliun, anak ayam usia sehari Rp 1,86 triliun, ayam olahan Rp 1,11 triliun, dan penjualan lain-lain Rp 449,36 miliar.
Tapi, CPIN sendiri memiliki beban pokok penjualan Rp 12,74 triliun atau naik 29,2% di kuartal I-2019. Kenaikan paling besar berasal dari komponen bahan baku dan pembelian barang jadi masing-masing naik 32,34% dan 30,18% masing-masing menjadi Rp 7,12 triliun dan Rp 4,27 triliun.
Target konservatif
Thomas pun mengatakan memang di kuartal I -2019 ini laba sedikit turun karena efek Pilpres dan harga ayam yang cenderung naik. Tapi di kuartal kedua ini, CPIN memprediksi penjualan akan lebih baik karena ada momen Ramadan dan Lebaran.
Meski begitu ia tidak bisa menargetkan berapa yang bisa diraup dari momen besar itu. "Meski begitu, di tahun ini kami cenderung memasang target pendapatan yang konservatif sekitar 10%," katanya.
Target itu lantaran, perusahaan melihat harga ayam di tahun ini masih tidak sebagus seperti tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News