Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) melalui anak perusahaannya PT Chandra Asri Perkasa telah menunjuk empat kontraktor untuk mengerjakan Front-End Engineering Design (FEED) bagi komplek petrokimia kedua berskala global milik Chandra Asri di Indonesia (CAP2). Empat kontraktor tersebut adalah Toyo Engineering Corporation, Samsung Engineering Co., Ltd., Wood, dan PT Haskoning Indonesia.
Penandatanganan perjanjian kerja sama dilaksanakan pada Selasa, 23 November 2021 secara virtual di Indonesia, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand. FEED merupakan tahapan kunci untuk perencanaan rinci proyek CAP2 dan akan diikuti dengan proses seleksi untuk para kontraktor teknis, pengadaan, dan konstruksi alias engineering, procurement, and construction (EPC).
Selanjutnya, Final Investment Decision (FID) akan diambil oleh para pemegang saham setelah seleksi EPC selesai. Perusahaan berkode saham TPIA ini menargetkan untuk mengambil FID pada tahun 2022 dan operasional CAP2 akan dimulai dari tahun 2026.
Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan kontraktor terpilih untuk membuat kemajuan dalam proyek CAP2 sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan bersama. Proyek CAP2 ini diyakini bakal memperkuat posisi Chandra Asri sebagai mitra pertumbuhan bagi segenap sektor industri lainnya dan juga bagi perekonomian nasional.
"Dengan dimulainya pekerjaan FEED, kami berharap dapat merealisasikan proyek CAP2 dengan mengandalkan rekam jejak kinerja kami dalam menyelesaikan Integration Master Plan untuk kompleks kami yang sudah terlebih dahulu ada dengan lancar dan aman," ucap Erwin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/11).
Baca Juga: Intip rekomendasi saham Chandra Asri (TPIA) dari BRI Danareksa Sekuritas
Sebelumnya pada Juli 2021, Chandra Asri memilih Thaioil sebagai investor strategis untuk bermitra dalam pengembangan CAP2, setelah melalui proses seleksi yang ketat dan komprehensif. Pada bulan September 2021, Chandra Asri berhasil menyelesaikan proses rights issue yang berhasil mengumpulkan modal ekuitas tambahan sebesar Rp 15,5 triliun atau setara US$ 1,1 miliar.
Transaksi tersebut merupakan salah satu rights issue terbesar yang pernah dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Dana rights issue ini memberikan dasar ekuitas yang solid bagi Chandra Asti untuk melanjutkan rencana pengembangan CAP2 dengan neraca keuangan yang kokoh.
Pada Oktober 2021, Chandra Asri mengumumkan MOU dengan Aramco Trading Company untuk mengamankan pasokan bahan baku untuk CAP2, langkah lanjutan setelah adanya komitmen Thaioil untuk juga memasok nafta dan LPG.
Erwin menjelaskan, komplek petrokimia kedua Chandra Asri atau CAP2 merupakan upaya perusahaan dalam menjawab tantangan dan peluang yang muncul dari pertumbuhan permintaan produk petrokimia dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan impor. Komplek terbaru berskala global ini nantinya akan terintegrasi sepenuhnya dengan pabrik Chandra Asri di Cilegon dan akan terdiri dari Naphtha Cracker, Butadiene, High Density Polyethylene (HDPE), Polypropylene (PP), Aromatic (Benzene, Toluene, dan Mixed Xylenes), serta Low Density Polyethylene (LDPE) – yang juga akan menjadi pabrik LDPE pertama di Indonesia.
Komplek CAP2 nantinya akan menambah kapasitas total produksi Chandra Asri dari 4,2 juta ton menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun. Hal ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi industri petrokimia hilir lokal, mengurangi beban impor, serta mendukung penciptaan lapangan kerja dan cita-cita industri 4.0 di Indonesia.
Selanjutnya: Barito Pacific (BRPT) terus memacu bisnis petrokimia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News