Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochamical Tbk (TPIA) mematangkan pembangunan kompleks petrokimia kedua. Nilai investasi kompleks petrokimia ini mencapai antara US$ 4 miliar hingga US$ 5 miliar.
Chandra Asri melalui entitas anaknya, PT Chandra Asri Perkasa meneken enam perjanjian lisensi dan desain teknik dengan pemegang lisensi kelas dunia. Antara lain Lummus Technology CB&I untuk naptha cracker dan pabrik butadiene; GTC Technology untuk aromatics (benzene, toluene and xylenes) recovery plant; Texplore untuk pabrik high density polyethylene (HDPE); dan Lyondellbasell untuk pabrik low density polyethylene (LDPE) dan pabrik polypropylene (PP).
"Chandra Asri Perkasa berdiri pada April 2017 untuk melakukan studi kelayakan kompleks petrokimia kedua yang diperkirakan memiliki total investasi sebesar US$ 4 miliar-US$ 5 miliar," ungkap Erwin Ciputra, Presiden Direktur Chandra Asri Perkasa dalam siaran pers, Jumat (24/4).
Kompleks kedua ini akan menghasilkan 1,1 mmta ethylene, 600 kta propylene, 175 kta butadiene, 363 kta benzene, 450 kta HDPE dan 450 kta PP untuk operasi setahun penuh. Chandra Asri Perkasa akan menyelesaikan desain teknik dasar pada akhir 2018. TPIA berharap, keputusan investasi akhir sudah ada pada awal tahun 2020 dan pengoperasian secara komersial direncanakan mulai pada awal 2024.
"Setelah kompleks petrokimia kedua kami beroperasi penuh, kami akan semakin memenuhi permintaan domestik dengan lebih baik sekaligus meringankan beban impor," kata Erwin. Produk petrokimia hasil kompleks baru ini ditargetkan dapat menurunkan angka impor olefin dan poliolefin yang saat ini mencapai lebih dari 2 juta metrik ton per tahun.
Hingga kini, Chandra Asri menggenggam 52% pangsa pasar olefin, 24% polietilen, dan 29% polipropilen dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News