Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Instrumen reksadana pasar uang terbukti mampu bertahan di tengah gejolak pasar modal Indonesia yang terjadi sepanjang tahun ini. Salah satu produk reksadana pasar uang yang mampu mencetak kinerja positif adalah BNI-AM Dana Pasar Uang Kemilau.
Berdasarkan data Infovesta Utama, BNI-AM Dana Pasar Uang Kemilau memperoleh imbal hasil sebesar 3,89% (ytd) hingga akhir September silam. Angka ini melampaui kinerja rata-rata reksadana pasar uang yang tercermin dari Infovesta Money Market Fund Index pada periode yang sama yaitu 2,96% (ytd).
Susanto Chandra, Head of Investment BNI Asset Management menyampaikan, reksadana BNI-AM Dana Pasar Uang Kemilau memiliki aset dasar berupa deposito dan obligasi bertenor kurang dari satu tahun. Adapun strategi utama pengelolaan reksadana ini adalah optimalisasi imbal hasil dan menjaga likuiditas jangka pendek.
Reksadana ini memiliki proses investasi terstandarisasi yang meliputi penentuan kebijakan, strategi, konstruksi portofolio, hingga evaluasi kinerka yang bertujuan untuk menggapai imbal hasil di atas rata-rata secara berkelanjutan. "Proses investasi dilakukan untuk menyeimbangkan antara risiko dan imbal hasil, sehingga dapat memberikan kinerja yang optimal bagi investor," imbuh Susanto, Selasa (30/10).
Berdasarkan fund fact sheet bulan Agustus, 50,3% porsi portofolio reksadana BNI-AM Dana Pasar Uang Kemilau merupakan efek pasar uang. Sedangkan porsi obligasi dalam reksadana ini tercatat sebesar 47,3%.
Sementara itu, lima besar efek dalam portofolio reksadana tersebut di antaranya adalah obligasi BAFI02A, obligasi FIFA03ACN3, deposito Bank Rakyat Indonesia, deposito Bank Tabungan Negara, dan deposito Bank Pembangunan Daerah Riau.
Susanto mengatakan, komposisi portofolio BNI-AM Dana Pasar Uang Kemilau berubah mengingat masih adanya potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia di tahun ini. Perubahan tersebut berupa perpindahan aset dari instrumen obligasi menjadi instrumen deposito. Hal ini untuk memaksimalkan naiknya suku bunga deposito dan meminimalisir volatilitas kenaikan yield obligasi dalam jangka pendek dan menengah. "Kami menargetkan porsi obligasi pada reksadana ini berada di level 30%-50% dan deposito di level 50%-70%," kata dia.
Untuk penempatan aset deposito, BNI-AM memiliki bank universe yang diulas dan dikaji secara rutin berdasarkan penilaian kinerja masing-masing perbankan. Sementara itu, pemilihan efek obligasi untuk reksadana ini didasarkan pada kualitas keuangan dan kemampuan emiten yang bersangkutan dalam membayar utang. Tak ketinggalan pula, BNI-AM juga mempertimbangkan potensi yield dalam pemilihan obligasi untuk reksadana tersebut.
Susanto menyebut, kinerja reksadana ini ditargetkan mampu mengalahkan tolok ukurnya yakni Infovesta Money Market Fund Index pada akhir tahun nanti. Tak hanya itu, kinerja reksadana ini diharapkan dapat lebih baik dari rata-rata deposito milik bank BUKU IV.
Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menilai, perpaduan antara instrumen deposito dan obligasi membuat reksadana BNI-AM Dana Pasar Uang Kemilau memiliki kinerja yang stabil sepanjang tahun ini.
Ia menambahkan, jika dilihat dari lima besar efek portofolio reksadana ini, terdapat kombinasi deposito perbankan dari berbagai BUKU. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi reksadana tersebut di tengah tren kenaikan suku bunga acuan. “Deposito bank-bank besar biasanya menjanjikan keamanan yang memadai, sedangkan bank-bank buku kecil bisa diandalkan untuk mendapat rate tinggi,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News