Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membukukan kinerja yang positif sepanjang tahun 2021. Dilihat dari penjualan bersihnya, kedua emiten itu mencetak pertumbuhan hingga dua digit.
Mengutip laporan keuangan, INDF mencetak kenaikan penjualan bersih hingga 21,55% year on year (yoy) menjadi Rp 99,34 triliun. Pada tahun 2020, INDF mengantongi penjualan bersih Rp 81,73 triliun.
Kompak dengan induk perusahaannya, ICBP juga mencetak kenaikan penjualan bersih hingga 21,79% yoy menjadi Rp 56,80 triliun. Pada tahun sebelumnya penjualan bersih ICBP tercatat Rp 46,64 triliun.
Apabila dilihat dari laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, INDF mengalami pertumbuhan hingga 18% yoy menjadi Rp 7,64 triliun dari Rp 6,46 triliun.
Baca Juga: Kinerja Operasional Diproyeksi Meningkat, Simak Rekomendasi Saham AKRA Berikut
Sementara, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk milik ICBP tertekan 3% yoy menjadi Rp 6,39 triliun dari Rp 6,59 triliun di tahun sebelumnya.
Manajemen ICBP mengungkapkan, penurunan itu dipicu oleh rugi selisih kurs dari kegiatan pembiayaan yang belum terealisasi. Asal tahu saja, di tahun 2020, ICBP mencatatkan laba selisih kurs dari kegiatan pembiayaan yang belum terealisasi.
Analis Samuel Sekuritas Pebe Peresia menanggapi, penurunan tersebut tidak mencerminkan laba dari kinerja operasional ICBP. Adapun core profit ICBP masih dalam tren positif. "ICBP mencatatkan penurunan laba hanya karena unrealized foreign exchange loss karena aktivitas financing," jelasnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (2/4).
Adapun kinerja ICBP di tahun 2022 diprediksi masih bertumbuh, salah satunya didorong penjualan Pinehill yang menargetkan wilayah Middle East, Africa.
Selaras dengan induk usahanya, kinerja INDF juga punya potensi bertumbuh ke depan. Selain terdorong pertumbuhan kinerja ICBP sebagai segmen utama, bisnis agribisnisnya juga berpeluang naik terdorong kenaikan harga CPO. "Kami melihat kedua faktor tersebut masih dapat mempengaruhi kinerja positif INDF ke depan," imbuhnya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melandai, Simak Rekomendasi Saham MIKA dari Panin Sekuritas
Pebe juga melihat INDF dan ICBP memiliki valuasi yang menarik. Walau terdapat kekhawatiran terkait peningkatan bahan baku, ia memperkirakan kenaikan tersebut dapat diteruskan ke pelanggan. Mengingat, ICBP merupakan market leader dengan market share mie instan lebih dari 70%.
Dus, kinerja ICBP masih akan terjaga. Sementara untuk INDF, valuasinya yang rendah dinilai sangat atraktif. Ia menjelaskan, PE INDF kurang dari 10 kali. "Keduanya kita rekomendasikan untuk buy. ICBP di target harga Rp 12.000 per saham, INDF di Rp 7.150 per saham," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News