kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Cermati Saham Rekomendasi Analis Pasca BI Kerek Suku Bunga Acuan


Jumat, 20 Oktober 2023 / 16:57 WIB
Cermati Saham Rekomendasi Analis Pasca BI Kerek Suku Bunga Acuan
ILUSTRASI. Aktivitas karyawan di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Recha Dermawan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTABank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis point (bps) menjadi 6% pada rapat dewan gubernur BI pada Kamis (19/10) kemarin.

Sebelumnya, Bank Indonesia mempertahankan suku bunganya sejak Februari hingga periode September 2023 di level 5,75% dan baru kembali menaikkannya pada bulan ini. 

Keputusan ini mendapat respons negatif dari para pelaku pasar, terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok pada perdagangan kemarin, Kamis (19/10).

Hal tersebut dikarenakan keputusan Bank Indonesia berbeda dengan proyeksi para pelaku pasar yang memperkirakan bank sentral RI tersebut masih akan menahan suku bunga acuan di level 5,75%.

Baca Juga: Konglomerat Peter Sondakh Jual Saham Golden Eagle Energy (SMMT).

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan, secara umum sebenarnya para emiten akan mengalami kontraksi karena kenaikan suku bunga ini, dan hanya segelintir yang berpotensi diuntungkan. 

“Salah satu sektor yang diuntungkan adalah contohnya sektor asuransi, yang mana mereka mengalokasikan sebagian besar asset ke dalam investasi pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi. Kenaikan suku bunga akan berdampak pada kenaikan imbal hasil investasi di pendapatan tetap seperti di atas.” kata Pandhu kepada Kontan.co.id, Jumat (20/10).

 

Namun, secara prospek jangka panjang dia melihat sektor asuransi ini masih memiliki banyak tantangan, salah satunya semakin baiknya jangkauan BPJS sehingga masyarakat luas cenderung enggan mengambil asuransi swasta dan sudah cukup puas dengan BPJS meski banyak keterbatasan. 

Oleh karena itu, asuransi swasta hanya mendapat ceruk pasar yang minim dari kalangan menengah ke atas.  Namun untuk asuransi jiwa seharusnya memiliki outlook yang lebih cerah, semakin banyak masyarakat sadar akan pentingnya asuransi jiwa. 

Baca Juga: Laba Bank BCA (BBCA) Naik 25,8% pada Kuartal III, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?

“Untuk general insurance mungkin akan tergantung dari tingkat pertumbuhan ekonomi, selama masih dapat bertumbuh positif seharusnya akan baik-baik aja.” kata dia 

Adapun dari sektor asuransi ini, saham yang paling menarik untuk diperhatikan adalah Asuransi Tugu Pratama Indonesia (TUGU) dimana hingga kuartal II lalu berhasil membukukan peningkatan laba signifikan, bisa diantisipasi menjelang rilis kinerja kuartal ketiga karena sudah ada bekal positif. 

Selain itu, hasil realisasi keuntungan dari investasinya di saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO)menjadi nilai tambah yang menarik untuk dicermati. Lalu jika dilihat secara teknikal juga masih berada dalam trend menguat. 

Baca Juga: IHSG Melemah Terdampak Kenaikan Suku Bunga BI, Analis Rekomendasikan Saham Ini

Menurut Pandhu, saham PGEO menarik untuk buy on weakness di kisaran harga Rp 1.240 - Rp 1.285 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×