Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Kompas100 bisa menjadi pilihan acuan dalam menyusun portofolio. Pasalnya indeks besutan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kompas ini memiliki potensi upside dan tergolong defensif.
Sepanjang 2023, indeks Kompas100 sudah menguat 0,10% ke level 1.157,12 per Jumat (6/10). Memang meski kenaikannya masih kecil, tetapi indeks ini masih memiliki potensi untuk menguat.
Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas mencermati indeks Kompas100 memiliki potensi kenaikan minimal 3% dan normalnya 6% dalam jangka menengah.
Baca Juga: Laba Bersih Indo Tambangraya Megah (ITMG) Turun di Semester I-2023, Ini Alasannya
Dia menyebut indeks Kompas100 tergolong defensif dari sentimen negatif yang tengah bertebaran. Misalnya, kenaikan imbal hasil US Treasury dan sikap hawkish dari The Fed.
"Indeks Kompas100 merupakan salah satu indeks yang bisa dicermati karena pergerakan indeks tersebut cenderung defensif," kata Nafan kepada Kontan, Minggu (8/10).
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani, menuturkan perbaikan data makroekonomi dan domestik yang kondusif diharapkan dapat menopang kenaikan indeks Kompas100.
Baca Juga: Mayoritas Tertekan, Begini Rekapitulasi Kinerja Emiten Poultry
Arjun mencermati bobot terbesar di Kompas100 berasal dari sektor perbankan besar. Menurutnya, lonjakan harga saham perbankan dapat menjadi motor penggerak indeks ini di sisa tahun ini.
"Penggerak indeks Kompas100 ada di emiten perbankan yang masih memiliki prospek yang cukup baik di sisa tahun ini," jelasnya.
Rekomendasi Saham
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menuturkan indeks Kompas100 mewakili sekitar 70% hingga 80% kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia.
Penentuan konstituen indeks Kompas100 juga melewati dua tahap penyaringan. Mulai dari seleksi dari laporan keuangan dan pertimbangan volatilitas transaksi perdagangan.
"Konstituen Kompas100 juga merupakan perusahaan besar sehingga bisa menjadi acuan pelaku pasar maupun investor untuk menjadi acuan dalam menyusun portofolio," kata Nico.