kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.709.000   5.000   0,29%
  • USD/IDR 16.330   130,00   0,79%
  • IDX 6.531   151,00   2,37%
  • KOMPAS100 953   27,09   2,93%
  • LQ45 747   21,97   3,03%
  • ISSI 201   5,17   2,64%
  • IDX30 389   10,56   2,79%
  • IDXHIDIV20 468   12,14   2,66%
  • IDX80 108   3,10   2,95%
  • IDXV30 111   2,75   2,54%
  • IDXQ30 128   3,35   2,70%

Cermati Rekomendasi Saham Jasa Marga (JSMR) yang Turun 33,2% di Tahun 2024


Rabu, 05 Maret 2025 / 10:43 WIB
Cermati Rekomendasi Saham Jasa Marga (JSMR) yang Turun 33,2% di Tahun 2024
ILUSTRASI. Para analis memberikan rekomendasi saham Jasa marge (JSMR) setelah cetak kinerja keuangan 2024


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mengalami penurunan laba bersih di tengah kenaikan pendapatan di tahun 2024.

JSMR membukukan pendapatan sebesar Rp 28,70 triliun di tahun 2024, naik 34,64% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 21,31 triliun.

Secara rinci, segmen pendapatan tol menyumbang paling banyak, yaitu Rp 17,18 triliun. Lalu, segmen pendapatan konstruksi menyumbang Rp 9,97 triliun dan segmen pendapatan usaha lainnya Rp 1,54 triliun.

Sayangnya, laba bersih JSMR harus amblas 33,24% yoy ke Rp 4,53 miliar di tahun 2024, dari sebelumnya Rp 6,79 miliar di tahun 2023.

Beberapa waktu lalu, JSMR baru saja melakukan likuidasi alias menutup salah satu anak usahanya, PT Jalantol Lingkarluar Jakarta. Berita Acara Sirkuler Keputusan Para Pemegang Saham PT Jalantol Lingkarluar Jakarta ditandatangani pada tanggal 24 Februari 2025.

Baca Juga: Jasa Marga dan Hutama Karya Pastikan Diskon Tarif Tol Tak Pengaruhi Margin Perusahaan

“Sisa harta kekayaan sebesar Rp 19,25 miliar akan diserahkan kepada para pemegang saham sesuai proporsi kepemilikan,” ujar Corporate Secretary and Chief Administration Officer JSMR dalam keterbukaan informasi.

Direktur PT Rumah Para Pedagang, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, penurunan laba bersih JSMR belum dikonfirmasi langsung oleh perseroan. Namun, JSMR dilihat mencatatkan penurunan debt to EBITDA ratio, dari 6,9 kali menjadi 4,7 kali di tahun 2024.

“Sepertinya JSMR menggunakan dana untuk bayar utang. Tapi, ini artinya bagus dan perusahaannya sehat, karena ada aset dilepas dan digunakan langsung untuk membayar utang,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (4/3).

Di tahun 2025, kinerja JSMR punya potensi pertumbuhan yang baik di tahun ini. Faktor utamanya berasal dari peningkatan tarif tol yang bisa menambah kontribusi ke pendapatan.

Selain itu, JSMR dilihat memiliki penilaian yang apik sebelum memutuskan memulai suatu proyek. Misalnya, memiliki ketentuan untuk memilih proyek dengan return of equityr (ROE) minimal 20%.

“Mudahnya, JSMR ingin tol yang dia bangun punya proyeksi bisa macet dalam lima tahun mendatang. Artinya, tol itu ramai karena banyak yang lewat,” ungkapnya.

Sayangnya, kinerja saham JSMR yang masih macet. Saham JSMR sudah turun 16,40% sejak awal tahun alias year to date (YTD). Penurunan saham bahkan sudah dialami JSMR dalam lima tahun terakhir, dengan jumlah koreksi 35,07%.

 

Meskipun begitu, Kiswoyo meyakini kinerja JSMR masih sangat kuat secara fundamental. Apalagi, Jasa Marga merupakan salah satu emiten yang rajin membagikan dividen. Hal itu menunjukkan arus kas perusahaan yang baik, tak hanya untuk proyek eksisting, tetapi juga mampu memberikan manfaat ke pemegang saham.

“Pemasukan JSMR kemungkinan kecil bisa tersendat, sebab pembayaran tol selalu dilakukan tunai dan on time, tidak pakai kredit. Artinya, kas yang dipegang JSMR jumlahnya riil,” ungkapnya.

Sentimen positif lain yang memengaruhi kinerja JSMR adalah meningkatnya lalu lintas harian rerata (LHR), termasuk dari momentum libur panjang.

Kiswoyo merekomendasikan beli untuk JSMR dengan target harga di Rp 6.000 per saham.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandhu Dewanto menilai, kenaikan tarif tol tahun lalu berdampak positif pada kinerja operasional JSMR. Buktinya, pendapatan meningkat signifikan hingga 34,6% yoy.

Jika dibagi per segmen, pendapatan dari jalan tol naik dari Rp 13,9 triliun menjadi Rp 17,18 triliun, atau naik kisaran 23% yoy.

“Lonjakan pendapatan juga ditopang oleh segmen konstruksi yang naik 73% yoy, terutama dari pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi dan Jakarta-Cikampek Selatan,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (4/3).

Sementara itu, JSMR mencatatkan penurunan laba bersih karena tahun sebelumnya terdapat keuntungan dari nilai wajar investasinya di Jalan Tol Transjawa senilai Rp 4 triliun.

“Jika keuntungan tersebut tidak diperhitungkan, sebenarnya kinerja perseroan sepanjang tahun lalu tumbuh cukup kuat, bisa dua kali lipat dari pencapaian tahun 2023,” katanya.

Di tahun 2025, JSMR kemungkinan akan melanjutkan pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi, Tol Jogja-Bawen, Tol Jogja-Solo, Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, dan jalan akses ke Tol Patimban.

Menurut Pandhu, dilanjutkannya proyek-proyek tersebut diharapkan dapat mendongkrak pendapatan di masa mendatang.

Momentum mudik Lebaran 2025 juga diperkirakan dapat membantu kinerja, karena volume kendaraan yang lebih banyak tentu semakin besar pula pendapatan perseroan.

Selain itu, kondisi makroekonomi, terutama suku bunga, yang diproyeksikan akan semakin rendah di tahun ini diharapkan dapat mengurangi biaya pendanaan.

“Kondisi ekonomi yang lebih baik juga akan mendorong mobilitas masyarakat, sehingga dapat mendorong kinerja perseroan,” katanya.

Sayangnya, saham JSMR malah macet dan parkir di zona merah. Saham emiten jalan tol pelat merah ini sudah turun 16,40% sejak awal tahun alias year to date (YTD).

Baca Juga: Jasa Marga Prediksi Lalin Keluar Jakarta Capai 2,18 Juta Kendaraan saat Libur Lebaran

Namun, Pandhu melihat tren bearish saham JSMR disebabkan oleh faktor eksternal, bukan dari kinerja keuangan perseroan. Arus keluar dana asing menjadi faktor utama penurunan saham JSMR, sama seperti yang terjadi pada saham-saham bigcaps lain.

“Jika tekanan dari capital outflow sudah mereda, tentu potensi saham untuk membaik lagi terbuka di masa mendatang,” katanya.

Berdasar laporan keuangan tahun 2024, saat ini JSMR diperdagangan pada price to earning ratio (PER) yang relatif murah, yaitu sekitar 6x.

Artinya, JSMR cukup menarik untuk dipertimbangkan sebagai investasi jangka panjang, namun secara teknikal saat ini belum tepat untuk masuk karena masih dalam trend bearish.

Pandhu pun menyarankan investor mencicil pembelian secara bertahap sambil menunggu kondisi pasar yang lebih kondusif dan tren harga berbalik menguat.

“Jika kinerja tahun lalu dapat dipertahankan, apalagi jika dapat kembali tumbuh kuat, JSMR ada potensi untuk kembali ke atas level Rp 5.000 per saham,” paparnya.

Praktisi pasar modal, William Hartanto melihat, pergerakan saham JSMR berada di level support Rp 3.550 per saham dan resistance Rp 3.900 per saham, dengan tren melemah dan indikator MACD membentuk bearsih divergence. Alhasil, William pun merekomendasi wait and see untuk JSMR.

Selanjutnya: Trump: Jepang dan Korea Selatan Ingin Bermitra untuk Bangun Jaringan Pipa Gas Alaska

Menarik Dibaca: Mudik Gratis 2025 Bersama Jasa Marga dan BUMN! Ini Dia Link Pendaftarannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×