Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Outlook komoditas batubara tahun depan diproyeksi masih cukup prospektif, dengan adanya sejumlah katalis. Salah satunya datang dari India, sebagai konsumen batubara terbesar di dunia setelah China.
Kepala Riset Trimegah Sekuritas Willinoy Sitorus mengatakan, persediaan batubara di India untuk keperluan pembangkit listrik berada pada tingkat pasokan yang hanya cukup untuk 9 hari, menurun 37% dibandingkan rata-rata pasokan dalam 5 tahun terakhir.
Penurunan ini terjadi menyusul tingginya tingkat konsumsi batubara dan lesunya produksi pada musim penghujan.
Baca Juga: Begini Proyeksi Harga Komoditas Energi Jelang Akhir Tahun
Willinoy menilai, ada kemungkinan besar India akan terus menambah persediaan batubaranya sebagai persiapan menghadapi periode puncak penggunaan pembangkit listrik, yang biasanya terjadi pada bulan Mei.
Di sisi lain, persediaan batubara China mencapai 36,5 juta ton, meningkat sebesar 12% dibandingkan rata-rata 5 tahun terakhir. Tingkat impor di Negeri Tirai Bambu tersebut sudah mulai normal.
Oleh karena itu, Trimegah memperkirakan India akan memainkan peran penting dalam mendorong pasokan batubara global dalam jangka pendek.
India, sebagian besar mengimpor batubara dengan nilai kalori atau caloric value (CV) lebih rendah dibandingkan China. Hal ini sejalan dengan tren harga batubara dengan nilai kalori yang lebih rendah yang menunjukkan tren positif, sementara harga batubara dengan nilai kalori yang lebih tinggi justru melemah.
Baca Juga: Indo Tambangraya (ITMG) Ramal Harga Batubara Tak Banyak Berubah pada Tahun Depan
Di sisi lain, komoditas gas yang merupakan substitusi batubara, diperkirakan harganya akan tetap tinggi selama periode musim dingin di negara belahan bumi utara.