CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Cermati berita di halaman bursa saham hari ini


Selasa, 17 Maret 2015 / 05:15 WIB
Cermati berita di halaman bursa saham hari ini
ILUSTRASI. 6 Tips Makeup untuk Liburan ke Pantai.


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Menemani aktivitas anda di pagi hari, kami menyajikan sejumlah berita bursa saham di halaman 4 Harian KONTAN edisi hari ini (17/3), sebagai berikut.

Prospek Harga Saham Emiten CPO

Harga saham emiten perkebunan kelapa sawit mulai layu. Sejak awal tahun hingga kemarin atau year-to-date (ytd), saham sektor perkebunan rata-rata cuma mampu naik tipis 0,07%. Para analis menilai belum ada katalis positif yang dapat menyuburkan kinerja emiten perkebunan.

Analis Ciptadana Securities Andre Varian menyebutkan melemahnya harga saham emiten pekebun sawit lantaran harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di bursa Malaysia yang masih rendah, yakni di kisaran RM 2.200 per ton. Di saat yang sama, harga minyak mentah di pasar internasional pun masih melandai.

Permintaan CPO dari luar negeri juga mulai berkurang. Andre mengemukakan, ekspor CPO ke Tiongkok menurun pada Januari dan Februari tahun ini. Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto menambahkan, India memilih mengurangi CPO dan mengimpor sunflower seed oil dari Ukraina.

"Pada tahun ini, komoditas CPO tak lagi menjadi unggulan karena kondisi pasarnya tidak terlalu bagus," ungkap David kepada KONTAN, Senin (16/3).

Meski demikian, dia masih mengharapkan pergerakan harga minyak sawit dapat membaik pada semester kedua nanti seiring perbaikan hasil panen. David memperkirakan harga CPO akan berada di rentang RM 2.200 sampai RM 2.300 per ton. Sedangkan Andre memproyeksikan harga CPO berada di kisaran RM 2.300 per ton.

PT Astra International Tbk (ASII)

Tren penurunan penjualan otomotif masih berlanjut. Hal ini menyebabkan kinerja penjualan kendaraan bermotor PT Astra International Tbk (ASII) sepanjang 2015 ikut mengerem.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan mobil secara nasional hingga akhir Februari 2015 sebesar 182.933 unit. Dari total penjualan itu, porsi mobil Astra sebesar 87.259 unit.

Jika dibandingkan realisasi penjualan pada periode yang sama tahun lalu, terjadi penurunan sekitar 17%. Angka penjualan mobil perseroan di akhir Februari 2014 sebanyak 115.274 unit.

Penurunan penjualan mobil milik Astra ini mengikuti tren penurunan penjualan mobil domestik. Realisasi penjualan dua bulan pertama 2014 secara nasional, yaitu sebesar 215.433 unit. Loyonya penjualan membuat pangsa  pangsa pasar mobil Astra di pasar mobil turut terjungkal.

Pada dua bulan tahun lalu, pangsa pasar mobil perseroan mencapai 53%. Sedangkan, tahun ini hanya sebesar 48%. Tidak hanya pada roda empat, emiten otomotif ini juga tidak mampu menahan laju penurunan penjualan di segmen roda dua.

Secara year-on-year (yoy), penjualan motor perseroan merosot 9,34%. Mengutip data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) per akhir bulan lalu, penjualan motor merek Honda tercatat sebanyak 716.823 unit. Angka ini menyusut dibanding realisasi  penjualan Februari tahun lalu yang mencapai 790.747 unit.

PT Overseas Securities

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memeriksa Direksi PT Overseas Securities. Hal ini terkait penghitungan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) perusahaan yang dinilai di bawah ketentuan minimal.

Nurhaida, Kepala Esekutif bidang Pasar Modal OJK, mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan awal terkait minimnya MKBD broker berkode transaksi BM itu. Dari pemeriksaan awal itu diketahui, ada instrumen yang menyebabkan nilai MKBD Overseas berada dibawah persyaratan yang ditentukan.

"Penyebab pastinya masih kami selidiki, jadi belum bisa menjelaskan lebih jauh," ujarnya, akhir pekan lalu. Apakah permasalahan MKBD Overseas Securities tersebut sama seperti yang dialami PT Andalan Artha Advisindo (AAA) Securities? Nurhaida masih enggan memberikan penjelasan. "Belum bisa bilang, karena masih dalam proses pemeriksaan," kilahnya.

PT Buana Listya Tama Tbk (BULL)

Harga saham PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) langsung nyungsep pada perdagangan hari pertama setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi.

Pada penutupan perdagangan Senin (16/3), harga saham BULL  anjlok hingga 25% ke level Rp 300 per saham. Tak pelak, saham perseroan ini ada di peringkat teratas top loser.

BEI secara resmi membuka suspensi efek BULL setelah perisahaan ini menyelesaikan utang-utangnya ke Merrill Lynch (Asia Pacific) Limited dan Orchard Centar Master Limited.

Pada 12 Maret 2015, BULL telah melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak 220,62 juta saham. Harga per saham di Rp 439 per saham. Sebelum itu, perseroan melakukan reverse stock dengan rasio 8:1.

Sehingga harga nominal dan harga saham BULL di pasar masing-masing sebesar Rp 800 per saham dan Rp 400 per saham.

PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL)

Kinerja PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) tahun lalu mengecewakan. Lihat saja, laba bersih emiten konstruksi ini merosot 15,75%.

Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan Senin (16/3), TOTL meraih laba bersih Rp 163,6 miliar,  turun ketimbang laba 2013 senilai Rp 194,2 miliar. Alhasil, laba bersih per saham TOTL melorot menjadi Rp 48, dibnandingkan  tahun sebelumnya Rp 56,98.

Merosotnya laba TOTL tahun lalu akibat anjloknya pendapatan usaha perseroan  sebesar 8% year-on-year (yoy) menjadi Rp 2,1 triliun.

Laba kotor TOTL juga melorot 28,78% (yoy) menjadi Rp 307,6 miliar. Namun, laba proyek kerjasama operasi naik 164,71% (yoy) menjadi Rp 22,5 miliar.

Per 31 Desember 2014, nilai aset TOTL naik menjadi Rp 2,48 triliun dari sebelumnya Rp 2,22 triliun. Kewajiban emiten ini naik 20% (yoy) menjadi Rp1,68 triliun. Harga saham TOTL kemarin turun 1,52% menjadi Rp 975 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×