Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten transportasi dan logistik, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) fokus menggarap pasar business to business (B2B), terutama cold chain untuk memoles kinerja keuangan di tahun ini.
Menilik laporan keuangan per 30 Juni 2023, ASSA membukukan pendapatan sebesar Rp 2,38 triliun. Nilai tersebut turun 24,65% secara tahunan atawa Year on Year (YoY) dari Rp 3,17 triliun per 30 Juni 2022.
Adapun lini jasa pengiriman mengalami penurunan paling dalam sebesar 56,43% YoY menjadi Rp 817,92 miliar. Padahal segmen jasa pengiriman merupakan kontributor utama pendapatan ASSA.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ASSA mencapai Rp 69,5 miliar atau ambles 39,38% secara tahunan pada semester I-2023 dari Rp 114,78 miliar.
Direktur Utama Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto menjelaskan ke depannya, pihaknya akan lebih fokus menggarap pasar B2B ketimbang segmen business to customer (B2C).
"Jadi nanti trucking akan dibesarkan karena kami punya bisnis cargo share. Kalau kemarin kami fokus ke B2C lewat e-commerce, sekarang kami akan fokus di B2B," kata dia saat dihubungi KONTAN, Kamis (25/8).
Baca Juga: Bisnis AnterAja Lesu, Ini Strategi Adi Sarana Armada (ASSA) Genjot Kinerja
Selain itu, ASSA juga menerapkan AnterAja strategi right sizing capacity untuk menyesuaikan kapasitas dengan kebutuhan logistik sehingga membuat operasional usaha lebih efisien.
Rekomendasi Saham
Equity Research Analyst Samuel Sekuritas Farras Farhan menilai upaya ASSA untuk mendorong segmen cold chain atau B2B ini bisa membantu kinerja ke depannya.
"Meskipun masih dalam tahap awal, kami yakin bisnis cold chain dapat menjadi jawaban untuk membantu ASSA," jelas dia dalam riset, 23 Agustus 2023.
Farras memproyeksikan potensi upside cenderung terbatas. Dia juga memprediksi ASSA akan membukukan kinerja yang cenderung melemah secara kuartalan.
Ditambah lagi, persaingan pengiriman first mile dan last mile akan semakin ketat. Ini disebabkan dengan munculnya layanan logistik in-house e-commerce.
"Kami memperkirakan ASSA akan membukukan pendapatan sebesar Rp 4,5 triliun di 2023, dengan EBITDA sebesar Rp 639 miliar dan laba bersih Rp 114 miliar," tulis Farras.
Seiringan dengan proyeksi tersebut, Samuel Sekuritas memangkas rekomendasi ASSA dari buy menjadi hold. Target harga ASSA juga ikut turunkan dari Rp 1.200 menjadi Rp 1.100.
Hingga akhir perdagangan Jumat (25/9), ASSA parkir di level Rp 1.000 per saham. Sepanjang tahun berjalan ini, saham emiten logistik ini sudah menguat 29,03%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News