kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.758.000   -23.000   -1,29%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Cek Prospek dan Rekomendasi Saham LQ 45 Usai Turun Tajam di Kuartal I 2025


Minggu, 06 April 2025 / 17:30 WIB
Cek Prospek dan Rekomendasi Saham LQ 45 Usai Turun Tajam di Kuartal I 2025
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/tom. Melansir dari data statistik Bursa, Kamis (27/3), indeks LQ 45 berada di level 735.513 atau anjlok 11,15% sepanjang kuartal I-2025.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa indeks LQ 45 di sepanjang kuartal I-2025  mengalami pelemahan. Melansir dari data statistik Bursa, Kamis (27/3), indeks LQ 45 berada di level 735.513 atau anjlok 11,15% sepanjang kuartal I-2025.

VP Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menilai bahwa indeks LQ 45 cukup merepresentasikan pergerakan IHSG, mengingat kapitalisasi pasar dari konstituen LQ45 mencapai 41,6% per 27 Maret 2025. Oleh karena itu, pergerakan LQ 45 cenderung berkorelasi positif dengan IHSG.

Ada sejumlah sentimen yang menekan pergerakan saham-saham di indeks LQ 45. Pertama, ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan tarif dari Amerika Serikat. Kedua, terjadinya capital outflow, di mana arus dana asing tercatat keluar sebesar Rp 29,9 triliun secara tahun berjalan.

Ketiga, pelemahan indikator makroekonomi domestik, seperti meningkatnya risk premium yang tercermin dari naiknya credit default swap (CDS), depresiasi rupiah, serta menyempitnya spread antara imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia dan US Treasury. Keempat, melemahnya daya beli masyarakat, tercermin dari deflasi yang terjadi.

Terakhir, perpindahan dana investor ke aset safe haven, yang ditandai dengan lonjakan harga emas hingga mencetak all time high (ATH).

Baca Juga: Harga Komoditas Fluktuatif, Kinerja Emiten Nikel Tahun Ini Bakal Lebih Menantang

Kendati begitu, kinerja fundamental big banks masih menunjukkan performa yang relatif positif. Akumulasi laba selama Januari–Februari 2025 mencatatkan pertumbuhan, misalnya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)  naik 8,43% yoy, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tumbuh 6% yoy, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) meningkat 8,28% yoy. 

Namun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)  mengalami penurunan laba sebesar 18% yoy, yang salah satunya disebabkan oleh tingkat kenaikan pencadangan yang lebih rendah dibandingkan periode Februari 2024.

"Kami saat ini masih merekomendasikan big bank dari konstituen LQ45 sebagai pilihan," kata Audi kepada Kontan, Minggu (6/4).

Sementara itu, Audi juga menerangkan, jika dibandingkan dengan indeks lainnya, LQ 45 termasuk yang mencatatkan return paling dalam secara year-to-date (YTD). Per 27 Maret 2025, LQ45 terkoreksi sebesar 11,15%, disusul IDX Value 30 melemah -11,91% dan IDX 80 anjlok 12,46%.

"Kami melihat ini disebabkan konstituen yang didominasi oleh blue chip berkategori cyclical atau sensitif terhadap ekonomi makro," tambah Audi.

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, menilai bahwa tekanan terhadap kinerja LQ45 masih berasal dari ketidakpastian global, khususnya kekhawatiran terkait potensi eskalasi perang dagang akibat kebijakan tarif dari Presiden AS, Donald Trump. 

Beberapa emiten dalam LQ45 pun mulai menunjukkan pelemahan kinerja keuangan di tahun 2024, meskipun sejumlah emiten seperti JPFA, PGAS, dan INDF masih mampu mencatatkan kinerja positif secara tahunan.

Prospek Saham LQ 45

Audi menyampaikan, kinerja LQ 45 masih dihadapkan pada sejumlah tantangan hingga akhir 2025, dipicu oleh berbagai sentimen global maupun domestik. Oleh karena itu, pergerakan indeks ini diperkirakan masih akan cenderung tertekan dalam jangka pendek.

Secara teknikal, saat ini LQ45 berada pada level support kuat di 645. Jika level ini berhasil ditembus ke bawah atau breakdown, maka ada potensi penurunan lanjutan menuju area 609. Sementara itu, level resistance terdekat berada di kisaran 773.

Di sisi lain, Indy menilai tekanan dari perang dagang diperkirakan masih akan membayangi pergerakan LQ45. Selain itu, arah suku bunga acuan juga akan menjadi faktor penting yang turut memengaruhi prospek indeks ini. 

"Kebijakan-kebijakan domestik juga patut dicermati karena berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap kinerja emiten LQ45," ujar Indy kepada Kontan, Minggu (6/4).

Untuk strategi jangka pendek, Indy merekomendasikan saham JPFA dalam skema trading buy dengan target harga di level Rp 2.230.

Sementara Audi menyarankan untuk buy saham BBCA, BMRI, ICBP dan SIDO di target harga masing-masing Rp 9.250, Rp 5.450, Rp 14.900 dan Rp 670 per saham.

Baca Juga: Kena Tarif Resiprokal AS, Indonesia Pilih Negosiasi Ketimbang Retaliasi

Selanjutnya: Harga Komoditas Fluktuatif, Kinerja Emiten Nikel Tahun Ini Bakal Lebih Menantang

Menarik Dibaca: Cara Membuat Foto ala Studio Ghibli dengan Bantuan ChatGPT, Simak Tutorialnya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×