Reporter: Rashif Usman | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) dan PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) mengumumkan pembentukan usaha patungan atau joint venture yakni PT Trans Bahtera Pioneer. Perusahaan ini dibentuk guna mendukung solusi logistik batu bara di Kalimantan Timur.
Penyetoran modal awal yang dilakukan oleh kedua perusahaan mencapai Rp 51,5 miliar, dengan KKGI dan TPMA masing-masing menyetor Rp 25,75 miliar yang berasal dari dana internal masing-masing perusahaan.
Dalam rencana pengembangannya, Trans Bahtera Pioneer akan melakukan investasi sebesar Rp 200 miliar untuk pembelian 6 set tug boat & barge (tunda & tongkang) bekas maupun baru pada tahun pertama 2025.
Diharapkan nantinya kerja sama ini bisa berkembang hingga mencapai 20 set di tahun-tahun mendatang. Pembiayaan investasi akan terdiri dari minimum 20% kas internal dan sisanya melalui pinjaman bank.
"Dengan keahlian logistik dari TPMA dan potensi besar yang dimiliki oleh KKGI, kami yakin kemitraan ini akan membawa manfaat besar bagi kedua belah pihak serta bagi seluruh pemangku kepentingan," kata Direktur Keuangan Resource Alam Indonesia Agoes Soegiarto Soeparman dalam keterangan resminya, Jumat (20/12).
Baca Juga: KKGI dan TPMA Bentuk Perusahaan Patungan, Ini Tujuannya
Sementara itu, Daniel Wardojo Wakil Direktur Utama Trans Power Marine menambahkan usaha patungan ini merupakan langkah strategis bagi TPMA untuk memperluas jaringan layanan logistik batu bara di Indonesia.
"Kami optimistis bahwa kolaborasi ini akan memberikan kontribusi signifikan dalam memperkuat daya saing kami di pasar, serta memperkuat posisi KKGI sebagai salah satu pemain utama di industri batu bara," jelasnya.
Sebelumnya, TPMA juga telah berekspansi melalui beberapa joint venture. Pada 2021, TPMA membentuk JV bernama PT Trans Logistik Perkasa bersama T&J Industrial Holding Limited, entitas usaha Tsingshan Holding Group dan Pacific Pelayaran Indonesia.
Selain itu, pada awal September 2024, TPMA juga mendirikan Trans Ocean Permata yang merupakan perusahaan patungan dengan PT Samudra Investama Maju.
Baca Juga: Resource Alam (KKGI) Bagikan Dividen Interim, Cek Jadwal dan Besarannya
Prospek dan Rekomendasi Saham
Investment Analyst Stockbit, Hendriko Gani memprediksi Trans Bahtera Pioneer akan memberikan kontribusi signifikan terhadap laba bersih TPMA pada tahun 2025.
Hal ini berdasarkan estimasi konservatif dan informasi dari manajemen. Trans Bahtera Pioneer diproyeksikan mampu menambah laba bersih sebesar US$ 2,5 juta ketika seluruh armada yang terdiri dari 20 set kapal telah beroperasi penuh.
"Angka ini setara dengan 6,1% dari estimasi laba bersih TPMA pada sepanjang 2025," ungkap Hendriko dalam risetnya, Jumat (20/12).
Dengan 6 set kapal pada tahun pertama, Trans Bahtera Pioneer berpotensi menghasilkan laba bersih sebesar US$ 461 ribu, setara 1,1% dari estimasi laba bersih TPMA di sepanjang tahun 2025.
Hendriko mengungkapkan bahwa estimasi ini didasarkan pada sejumlah asumsi. Pertama, rencana penambahan 6 kapal secara bertahap, yaitu 2 kapal pada kuartal pertama 2025 dan 4 kapal lainnya pada kuartal kedua hingga keempat 2025.
"Pendapatan Trans Bahtera Pioneer kami perkirakan akan lebih rendah dibandingkan Trans Ocean Permata pada 2025 disebabkan ekspektasi delivery armada yang lebih cepat untuk Trans Ocean Permata karena telah lebih dulu dibentuk," terangnya.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Pilihan Jelang Musim Rilis Kinerja Keuangan
Kedua, perhitungan pendapatan per set kapal tunda dan tongkang diasumsikan sebesar Rp 1,1 miliar per bulan, setara dengan Trans Logistik Perkasa.
Ketiga, margin laba bersih diproyeksikan mencapai 30%, selaras dengan margin yang diraih oleh Trans Ocean Permata dan PT Bahtera Energi Samudra Tuah.
Sementara itu, Analis NH Korindo Sekuritas, Ezaridho Ibnutama mengatakan pembentukan usaha patungan antara KKGI dan TPMA sangat bergantung pada pihak yang akan dilayani.
"Meskipun Kalimantan Timur telah berkontribusi sekitar 30% dari total produksi nasional, tapi tidak semua perusahaan di wilayah tersebut menggunakan jasa KKGI dan TPMA," tuturnya.
Ezaridho memperkirakan pembentukan anak usaha ini ini hanya ditujukan untuk melayani perusahaan tertentu atau bahkan hanya untuk memenuhi kebutuhan internal KKGI sendiri.
Baca Juga: Laba Resource Alam (KKGI) Naik 10% Jadi Setara Rp 488 Miliar di Semester I-2024
Dia menambahkan, usaha patungan ini tampaknya dirancang untuk mendukung sinergi antara KKGI dan TPMA. Pasalnya, TPMA telah memperoleh kontrak eksploitasi dari KKGI, sehingga kedua belah pihak mendapatkan manfaat.
Bagi KKGI, sinergi ini berpotensi menciptakan efisiensi, khususnya dalam hal transportasi yang diharapkan menjadi lebih mudah dan murah.
"Jadi secara financial statement lebih efisien," kata Ezaridho kepada Kontan.co.id, Jumat (20/12).
Bagi investor, peluang ini lebih cenderung dilihat sebagai langkah spekulatif untuk membeli saham KKGI dan TPMA.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyampaikan kepada Kontan, Jumat (20/12), untuk trading buy saham TPMA dan KKGI dengan target harga masing-masing di level Rp 640-Rp 670 dan Rp 550-Rp 580.
Dirinya memprediksi bahwa TPMA berada di level support Rp 570 dan resistance Rp 625, serta saham KKGI berada di area support Rp 500 dan resistance Rp 530.
Selanjutnya: IHSG Naik 0,09% pada Jumat (20/12) tapi Anjlok 4,65% Dalam Sepekan, Cek Sentimennya
Menarik Dibaca: Havaianas Luncurkan Kampanye Holiday On Point untuk Lengkapi Momen Liburan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News