kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   -12.000   -0,82%
  • USD/IDR 15.190   15,00   0,10%
  • IDX 7.778   2,76   0,04%
  • KOMPAS100 1.211   -0,08   -0,01%
  • LQ45 985   0,16   0,02%
  • ISSI 229   -0,19   -0,08%
  • IDX30 505   0,76   0,15%
  • IDXHIDIV20 610   0,72   0,12%
  • IDX80 138   0,14   0,10%
  • IDXV30 143   1,44   1,02%
  • IDXQ30 169   0,14   0,08%

Catatkan Kinerja Bervariasi, Simak Rekomendasi Analis untuk Emiten Farmasi


Minggu, 04 Agustus 2024 / 17:12 WIB
Catatkan Kinerja Bervariasi, Simak Rekomendasi Analis untuk Emiten Farmasi
ILUSTRASI. Investor menikmati minuman jamu produksi PT Sidomuncul usai Rapat Umum Pemegag Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Sidomuncul di Jakarta, Rabu (31/1/2018).


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten farmasi telah merilis laporan kinerja keuangan semester I 2024. Berdasarkan laporan keuangan tersebut, kinerja emiten farmasi cukup bervariasi. 

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatat kinerja positif selama enam bulan pertama di 2024. Laba bersih KLBF pada semester I 2024 sebesar Rp 1,80 triliun. Angka tersebut meningkat 18,42% jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2023 yaitu Rp 1,52 triliun. 

Naiknya laba bersih KLBF pada semester I 2024 didorong dari tumbuhnya pendapatan sebesar 7,58% menjadi Rp 16,32 triliun. Sebelumnya KLBF mencatat pendapatan pada semester I 2023 hanya sebesar Rp 15,17 triliun

 

Begitu juga  PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatat kenaikan laba bersih 35,79% menjadi Rp 608,49 miliar per Juni 2024. Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, laba bersih SIDO kala itu hanya mencapai Rp 448,10 miliar. SIDO juga mencatat penjualan sebesar Rp 1,89 triliun di semester I-2024 atau meningkat 14,68% dibandingkan dengan Rp 1,65 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

 

Sementara  PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) mencatat rugi pada semester I 2024 sebesar Rp 93,84 miliar. Angka tersebut membengkak  155,83% jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2023 yaitu Rp 36,68 miliar.

Meski begitu, pendapatan PYFA pada enam bulan pertama ini mengalami peningkatan cukup signifikan. PYFA mencatat pendapatan sebesar Rp 407,32 miliar atau tumbuh 29,88% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

 

Kerugian juga dialami emiten farmasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Indofarma Tbk (INAF). INAF kembali mencatat rugi bersih pada semester I 2024 sebesar Rp 101,93 miliar. Angka tersebut berhasil menurun 15,29% jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2023 yaitu Rp 120,34 miliar.

Sayangnya terkait penjualan, semester I 2024 ini INAF mengalami penurunan. Perseroan mencatat penjualan sebesar Rp 109,71 miliar atau turun 69,85%. Padahal pada periode yang sama tahun lalu berhasil mengantongi penjualan sebesar Rp 363,96 miliar.

 

Analis Kiwoom Sekuritas, Vicky Rosalinda melihat kinerja emiten farmasi pada semester I 2024 ini sudah sejalan dengan ekspektasinya. Ia mencermati perusahaan farmasi seperti SIDO dan KLBF masih menjadi yang positif di sektor farmasi. 

"Kedua emiten ini masih terus tumbuh jika dibandingkan emiten lainnya," jelas Vicky pada Kontan, Minggu (4/8).

Namun, secara prospek Vicky melihat emiten farmasi masih akan banyak mengalami tantangan. Namun, ia melihat SIDO dan KLBF masih akan mencatat kinerja yang menarik.

"Hal itu didorong dari strategi penguatan pasar ekspor," ungkapnya.

Baca Juga: Begini Ulasan Lengkap Rekomendasi Saham Kalbe Farma (KLBF) dari Mirae Asset Sekuritas

Begitu juga dengan Analis BRI Danareksa Sekuritas, Natalya Sutanto. Ia melihat kinerja emiten farmasi khususnya SIDO mencatat kinerja yang positif. Menurutnya  SIDO masih dapat melanjutkan kinerja positif di semester II 2024.

"Hal itu didukung dari perkiraan berlanjutnya penjualan yang kuat di segmen F&B di pasar lokal maupun ekspor," jelasnya.

Selain itu Natalya juga melihat distribusi melalui Alfamart dan Indomaret juga mengalami peningkatan. SIDO juga tengah gencar memperluas ekspansi luar negeri seperti ke Vietnam dan Afrika. 

Dengan begitu, Natalya merekomendasikan untuk buy pada PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dengan target harga Rp 810. Sementara Vicky merekomendasikan untuk trading buy SIDO dengan target harga Rp 760 dan trading buy PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan target Harga Rp 1.700 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP)

[X]
×