Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), melalui anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Kalbe International Pte. Ltd, membeli 49% kepemilikan saham di Alliance Pharma Co. Ltd (Alliance).
Aksi korporasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja perseroan, khususnya kinerja ekspor yang merosot pada kuartal I 2024. Maklum, pendapatan ekspor secara historis memberikan kontribusi sekitar 6% dari total pendapatan, namun kontribusinya turun menjadi 4,5% di kuartal I 2024 karena pendapatan ekspor turun 22,7% YoY menjadi Rp 382 miliar.
"Transaksi itu diharapkan dapat memperluas bisnis farmasi di Asia Tenggara, khususnya di Thailand," tulils analis Mirae Asset Sekuritas, Andreas Saragih dalam riset Kamis (6/6).
KLBF akan mengklasifikasikan investasinya di Alliance sebagai investasi pada entitas asosiasi. Sebab, kepemilikannya kurang dari 50%, sehingga pendapatannya tidak akan dikonsolidasikan ke KLBF.
Alliance merupakan perusahaan swasta yang didirikan pada tahun 2006 sebagai perpanjangan tangan dari Bioscience Co, Ltd, distributor eksklusif produk onkologi berkualitas dari Dabur Pharma di Thailand.
Alliance mengimpor dan mengkomersialkan produk farmasi dan alat kesehatan di Thailand, dengan fokus untuk menyediakan produk berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif untuk memastikan aksesibilitas bagi semua kelompok pasien.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan untuk Emiten yang Gelar Buyback
Alliance melaporkan pendapatan sekitar US$ 15 juta pada tahun 2021, dengan produk utama yang dikomersialkan & didistribusikan oleh perusahaan termasuk produk antikanker, obat psikiatri, produk zat besi baik dalam bentuk injeksi maupun oral. Perusahaan juga menjual peralatan medis seperti stent, kateter dilatasi balon, dan lain sebagainya.
Dengan aksi korporasi tersebut Andreas memandang positif prospek KLBF. Secara keseluruhan kinerja di kuartal I 2024 masih cukup solid.
KLBF mencetak pendapatan, EBITDA dan laba bersih bertumbuh positif secara kuartalan (QoQ) dan tahunan (YoY). Selain itu, kontraksi marjin laba kotor kuartalan yang terjadi dalam empat kuartal terakhir berakhir di kuartal I 2024.
Pendapatan tumbuh 6,3% YoY dan 6% QoQ menjadi Rp 8,36 triliun. Pendapatan yang kuat didorong oleh pertumbuhan volume di pasar lokal dan penyesuaian rata-rata harga jual (ASP) tahunan sebesar 3%-5% untuk produk-produk tertentu.
Laba bersih tumbuh 11,9% YoY dan 36,4% QoQ menjadi Rp 958 miliar. Kinerja itu didorong beberapa faktor, yaitu harga bahan baku yang lebih rendah yang menghasilkan ekspansi marjin laba kotor triwulanan menjadi 39,7% atau naik 2,7ppt QoQ, biaya SGA yang terkendali, terutama biaya promosi, dan biaya lain-lain yang lebih rendah dibandingkan dengan kuartal I 2023 dan kuartal IV 2023 yang disebabkan oleh pencadangan persediaan dan kerugian kurs.
Andreas memperkirakan tren positif akan terus berlanjut dalam beberapa kuartal ke depan yang didorong oleh peningkatan belanja kesehatan. Selain itu, pengaturan peraturan yang positif pada sektor kesehatan Indonesia termasuk anggaran kesehatan yang lebih tinggi dan implementasi Omnibus Law Kesehatan.
Kemudian, inovasi di semua lini bisnis yang meliputi pengembangan produk untuk kategori khusus, melayani pasar potensial dari kategori pencegahan, memperluas lini produk untuk kategori yang terjangkau dan kategori khusus.
"Secara keseluruhan, kami melihat bahwa kinerja memenuhi ekspektasi kami, oleh karena itu, kami mempertahankan proyeksi kami dengan rating trading buy dan target harga di Rp 1.760," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News