Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor perbankan dan konsumer emiten LQ45 diprediksi akan positif di tahun 2023.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, indeks LQ45 akan membukukan kinerja yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kinerja yang tercatat selama kuartal I 2023. Pada kuartal pertama, indeks LQ45 hanya naik 0,054%.
Artinya, pergerakan indeks LQ45 di kuartal I 2023 tercatat mengalami flat trend. Hal itu disebabkan oleh banyaknya ketidakpastian di pasar modal global yang membuat volatilitas di pasar domestik tinggi.
“Itu mengakibatkan panic selling di beberapa hari trading yang membatasi pertumbuhan indeksnya saat ini,” ujar Arjun kepada Kontan.co.id, Rabu (10/5).
Menurut Arjun, ada beberapa alasan yang akan mendukung indeks LQ45 sepanjang tahun 2023. Pertama, suku bunga acuan yang ekspektasinya akan mencapai puncaknya pada semester I 2023, baik dari sisi The Fed atau Bank Indonesia (BI).
Baca Juga: IHSG Menguat Lagi, Cermati Rekomendasi Saham Untuk Kamis (11/5)
Kedua, menjelang Pemilu 2024, kenaikan pengeluaran masyarakat dapat memberi dampak yang positif untuk emiten domestik, terutama dalam sektor konsumen.
Selain itu, inflasi saat ini sudah tidak sebesar sebelum tahun lalu, kepercayaan dengan fundamental ekonomi domestik yang kuat, dan nilai kurs yang sudah menguat.
“Ini semua faktor yang akan menjadi penopang untuk pasar saham domestik kita dan dampak positif ini akan terlihat di indeks utama, termasuk LQ45,” tuturnya.
Arjun melihat, emiten perbankan top four, konsumen primer, dan pertambangan akan menunjukkan kinerja yang positif di tahun 2023. Untuk emiten perbankan top four, sentimennya adalah fundamentals yang solid serta valuasi yang menarik.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.811 Hari Ini (10/5), GOTO, ASII, UNVR Paling Banyak Net Buy Asing
“Risiko minim untuk sektor perbankan domestik di tengah krisis perbankan global dan pertumbuhan kredit yang masih cukup tinggi yang bisa menguntungkan emiten bank di LQ45,” ungkap dia.
Untuk sektor konsumen primer, sentimennya adalah emiten tersebut mempunyai bisnis model yang stabil. Emiten di sektor konsumen primer akan terbantu momentum menjelang pemilu, pertumbuhan ekonomi yang kuat, dan inflasi yang melandai.
Untuk emiten pertambangan, kinerjanya sangat bergantung terhadap fluktuasi harga komoditas underlying, seperti harga batubara Newcastle.
“Kalau kita lihat, beberapa emiten pertambangan kinerjanya turun karena harga komoditas cukup anjlok tahun ini ada potensi untuk rebound dalam tahun ini yang bisa didukung oleh re-opening ekonomi China,” papar dia.
Untuk sektor perbankan, Arjun merekomendasikan emiten top four, yaitu BBCA, BBNI, BMRI, dan BBRI. Untuk konsumen primer, Arjun merekomendasikan ICBP dan INDF. Sementara, ANTM dan ADRO direkomendasikan sebagai emiten dari sektor pertambangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News