kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Catat, perdagangan di BEI bakal tutup lebih cepat mulai Senin (30/3)


Rabu, 25 Maret 2020 / 11:00 WIB
Catat, perdagangan di BEI bakal tutup lebih cepat mulai Senin (30/3)
ILUSTRASI. Ilustrasi perdagangan di BEI


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta jam perdagangan di bursa dipersingkat. Dalam rilisnya, jam perdagangan di bursa saham Indonesia bakal diubah, di mana sesi I menjadi pukul 09.00-11.30 WIB dan sesi II pukul 13.30-15.00 WIB.

Dus, PT PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pun perlu menyesuaikan jam operasional. 

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo membenarkan, permintaan OJK tersebut telah sampai kepada pihak bursa dan akan berlaku pekan depan. 

"Efektif per Senin (30/3)," kata Laksono kepada Kontan.co.id, Rabu (25/3). 

Baca Juga: Catat, ini jadwal operasional dan layanan publik Bank Indonesia mulai 30 Maret

Baca Juga: OJK minta perdagangan di Bursa Efek Indonesia dipersingkat

Langkah ini diambil untuk mendukung langkah-langkah pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) serta harmonisasi kebijakan sektor jasa keuangan bersama Bank Indonesia (BI) yang  mempersingkat jam operasional Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

Dalam hal ini Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) ikut menyesuaikan beroperasi di pukul 09.00-15.00 WIB, serta mempersingkat waktu pelaporan di Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE) menjadi 09.30-15.30 WIB. 

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony melihat, penyesuaian jam perdagangan menjadi lebih singkat justru menjadi pemberat bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dengan semakin terbatasnya waktu dikhawatirkan bursa akan semakin bergejolak (volatil). 

"Tentu selain penurunan, juga kenaikan dari bursa akan tertahan," jelas Chris dihubungi terpisah. 

Dengan penyesuaian tersebut, Chris menyarankan investor untuk tetap memperhatikan fundamental emiten. "Belilah perusahaan yang kinerjanya cenderung stabil, fluktuasi harga saham adalah hal yang wajar," jelas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×