kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,84   -10,68   -1.14%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cashlez (CASH) Bidik Pendapatan Rp 158 Miliar, Begini Strateginya


Rabu, 01 Juni 2022 / 14:51 WIB
Cashlez (CASH) Bidik Pendapatan Rp 158 Miliar, Begini Strateginya
ILUSTRASI. Logo Cashlez.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (CASH) membidik perluasan merchant untuk mengejar pertumbuhan pendapatan tahun ini.

Presiden Direktur Cashlez Suwandi menjelaskan bahwa sepanjang tahun ini pihaknya membidik penambahan 10.000 merchant baru. Selain itu melakukan pelatihan serta pengembangan digitalisasi pembayaran kepada 20.000 UMKM. Dengan begitu diharapkan mampu mendorong pendapatan perseroan yang ditargetkan mencapai Rp 158 miliar.

Oleh sebab itu, perseroan akan memperbanyak kerja sama dengan ekosistem layanan keuangan atau fintech lain untuk memberikan lebih banyak benefit kepada para merchant. "Fokus kami masih masih ekspansi organik dengan penambahan merchant, karena kami melihat pasarnya masih sangat besar," ujarnya dalam paparan publik secara virtual, Selasa (31/5/2022).

Selain itu, juga dengan menambah added value bagi merchant dan investasi pada pembangunan berbagai infrastruktur penunjang. Untuk menopang strategi, tahun ini CASH menganggarkan belanja modal sebesar Rp 15 miliar.

Baca Juga: Tekan Beban, Salim Ivomas (SIMP) Cetak Laba Rp 297 Miliar pada Kuartal I

Tahun 2021, pelaku usaha pengguna produk-produk CASH, baik Cashlez Pay, Cashlez Reporting, maupun Cashlez mPOS tercatat telah mencapai 13.000 merchant, atau tumbuh sebesar 43,98% secara tahunan.

Tahun lalu, CASH mencatatkan pendapatan sebesar Rp 140,85 miliar. Realisasi itu tumbuh sebesar 67,04% yoy dari pendapatan tahun sebelumnya senilai Rp 84,32 miliar.

Walau begitu, CASH masih mencatatkan rugi bersih di 2021 senilai Rp 8,68 miliar atau naik dari periode 2020 sebesar Rp 7,13 miliar. Namun telah lebih baik ketimbang periode 2019 yang ketika itu mencetak rugi bersih sebesar Rp 10,85 miliar.

Suwandi menjelaskan, salah satu tantangan yang masih dihadapi sehingga berdampak kepada kinerja laba-rugi tahun lalu, yaitu ketidakstabilan ekonomi akibat pandemi tahun lalu sedikit banyak berdampak pada kinerja dunia usaha secara umum.

Baca Juga: Bisnis Pembangkit Listrik Loyo, Leyand (LAPD) Pertimbangkan Lepas 2 Anak Usahanya

"Sehingga ada fenomena segelintir merchant yang mulai menerapkan langkah efisiensi dengan menutup gerai atau cabang bisnisnya," katanya.

Untuk tahun ini, perseroan masih memperkirakan masih akan mencatatkan rugi bersih. Namun, diharapkan melalui agresivitas akuisisi merchant dapat memangkas kerugian bersih itu dan mencetak laba bersih pertamanya di tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×