Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Genjot sumber pendanaan demi kelangsungan proyek, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) pilih melepas seluruh kepemilikan saham anak usaha minoritas dan mengurangi sebagian kepemilikan saham mayoritas. Salah satu yang dilakukan baru baru ini adalah dengan melepas saham PT Jakarta Lingkar Baratsatu (JLB).
Direktur Utama JSMR Desi Arryani mengatakan, saat ini perusahaan tersebut tengah dalam proses pembangunan yang masif atau melakukan investasi yang setinggi tingginya. Untuk itu, dibutuhkan berbagai kreasi dalam mendanai berbagai pembangunan tersebut.
"Divestasi JLB atau Jalan Tol Ruas JORR W1 (Kebun Jeruk-Penjaringan) jadi salah satunya, untuk menjaga modal atau struktur keuangan JSMR sehingga tetap sehat," kata Desi, Rabu (5/9).
Selain itu, tidak hanya mengandalkan pendanaan lewat pinjaman dari bank, perusahaan jalan tol tersebut juga melakukan berbagai metode baru untuk dorong pendanaan. Di antaranya lewat sekuritisasi dari aset aset lama atau dikenal dengan aset recycle.
"Kemudian, kita juga merilis bond di level anak perusahaan, juga mencari dana dari luar lewat global bond, tapi dalam bentuk rupiah. Kemudian, terakhir kita melakukan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT)," paparnya.
Di samping itu, emiten tersebut juga memiliki kebijakan untuk mengurangi sebagian kepemilikan sahamnya, baik itu menghilangkan ataupun melepas kepemilikan minoritas. "Jadi kepemilikan majority itu kita minimalkan dan kepemilikan minoritas kita lepas," ungkapnya.
Keputusan untuk melepas ataupun mengurangi kepemilikan pada bisnis anak usaha, dilakukan dengan melihat prospek dari ruas ruas yang tengah dibangun. Dengan begitu, tahun lalu JSMR telah mendivestasikan sebagian kepemilikan di proyek tol Semarang Solo lewat DPT Transmaga Jateng.
"Tahun ini, kita melepas seluruhnya kepemilikan minoritas di JLB," jelasnya.
Sayangnya, Desi enggan menyebutkan berapa banyak nilai yang dilepas dari kepemilikan JLB tersebut. Di sisi lain, lewat divestasi, perusahaan mampu merampingkan belanja modal atau capex dari semula Rp 42,6 triliun menjadi Rp 29 triliun hingga akhir tahun.
"Target capex setelah konsolidasi atau RDPT tahun ini adalah Rp 29 triliun, di mana setelah RDPT ada tiga ruas yang tidak terkonsolidasikan lagi. Sampai kuartal I 2018, capex yang terserap adalah Rp 14,36 triliun," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News