Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gencar ekspansi di 2019, PT Capri Nusa Satu Properti Tbk (CPRI) tengah menjajaki upaya mencari sumber pendanaan tambahan untuk belanja modal tahun ini.
Direktur Utama CPRI Jansen Subekti mengatakan, untuk 2019 emiten itu menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 90 miliar hingga Rp 100 miliar. Harapannya, sebanyak Rp 80 miliar pendanaan capex ini bisa diperoleh dari IPO dan sisanya atau sekitar Rp 20 miliar akan dicari dari pihak ketiga.
"Kami tidak ada restrukturisasi utang tahun ini. Untuk kebutuhan pendanaan capex sisanya bisa kita jajaki bank dan tidak menutup kemungkinan dari pemegang saham kita," ungkapnya kepada Kontan, Jumat (26/4).
Rencananya sebanyak 50% dana hasil IPO bakal digunakan untuk membangun proyek resort, sedangkan sebesar 40% untuk proyek perkantoran, dan sisanya untuk modal kerja operasional Capri Nusa.
Sebagai gambaran, selama periode Januari-September 2018, CPRI membukukan rugi Rp 43,32 miliar, turun 1,18% dibandingkan catatan rugi periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan dikarenakan adanya kenaikan biaya pokok pendapatan sebesar Rp 278,6 juta.
Terkait update kinerja CPRI sepanjang kuartal I-2019, Jansen mengatakan belum terlalu signifikan. Ini karena, proyek pembangunan belum selesai, sehingga proyek yang baru berkontribusi ke pendapatan saat ini baru pembangunan proyek dari gedung yang disewakan emiten itu.
CPRI mencatatkan seluruh sahamnya dengan porsi kepemilikan publik sebanyak 683.375.000 saham atau sekitar 28,08% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Adapun penjamin emisi CPRI adalah UOB Kay Hian, dengan harga IPO saat itu sebesar Rp 125 per lembar saham.
Saat perdana melantai di BEI 11 April 2019, saham CPRI melonjak 69,6% ke Rp 212. Sayangnya, jika diakumulasi sejak melantai hingga hari ini (26/4), sahamnya sudah terkoreksi 35,59% dan saat ini berada di harga Rp 114 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News