kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Capai kurs Rp 14.100 per dolar AS, rupiah rawan profit taking


Kamis, 26 November 2020 / 18:49 WIB
Capai kurs Rp 14.100 per dolar AS, rupiah rawan profit taking
ILUSTRASI. Pada perdagangan Jumat (27/11), nilai tukar rupiah diyakini masih akan menguat tipis.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sukses menguat pada perdagangan Kamis (26/11), pergerakan nilai tukar rupiah rawan profit taking. Meskipun begitu, pada perdagangan Jumat (27/11) mata uang Garuda diyakini masih akan menguat tipis. 

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (26/11) kurs rupiah spot menguat 0,31% ke level Rp 14.100 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor), mata uang Garuda menguat sebanyak 0,27% ke level Rp 14.130 per dolar AS.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan, sentimen dan domestik kompak mendorong penguatan rupiah hari ini. Rupiah diperkirakan bakal bergerak menguat di level Rp 14.050 per dolar AS hingga Rp 14.100 per dolar AS pada perdagangan Jumat (27/11).

Meskipun begitu, Bhima juga mengingatkan bahwa investor harus tetap waspada terkait sudden reversal akibat aksi profit taking di bursa karena kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah terbang 12% sejak sebulan terakhir. "Ini rawan koreksi net sell dana asing," ujar Bhima.

Baca Juga: Rupiah menyentuh Rp 14.100 per dolar AS, penguatan bisa berlanjut hingga akhir pekan

Adapun sentimen yang bakal mendorong penguatan rupiah besok datang dari kabar China yang akan membeli batubara termal Indonesia pada 2021 dengan harga yang menarik. Hal ini ikut mendorong investor untuk memborong saham batubara. Selain itu, prospek pemulihan harga komoditas bisa rally positif hingga awal 2021.

"Selain itu faktor kenaikan anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) 4,1% tahun depan menjadi angin segar bagi pemulihan ekonomi di daerah," kata Bhima. Di sisi lain, faktor wait and see terkait kelanjutan vaksin Covid-19 dan kebijakan konkret Joe Biden dalam mendorong pemulihan ekonomi AS sedang ditunggu oleh investor global.

Baca Juga: Capital inflow diprediksi akan semakin deras di Desember 2020, ini pemicunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×