Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah di pekan lalu selalu di bawah tekanan. Buktinya, Jumat (6/3), rupiah di pasar spot melemah ke level Rp 14.243 per dolar Amerika Serikat (AS). Setali tiga uang, rupiah pada kurs tengah Bank Indonesia juag ditutup di zona merah setelah turun ke posisi Rp 14.267 per dolar AS.
Head of Economic and Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja mengatakan, pelemahan mata uang Garuda di akhir pekan lalu karena dibayangi oleh penyebaran virus corona yang semakin meluas.
Kekhawatiran pelaku pasar terhadap dampak wabah virus corona menyebabkan pertumbuhan ekonomi global melemah. Sehingga, aset lindung nilai alias safe haven seperti dolar AS kembali diminati.
Setali tiga uang, Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat persebaran virus corona yang sudah lebih dari 100 negara menjadi sentimen negatif terhadap mata uang Garuda. Namun, posisi cadangan devisa Indonesia yang relatif cukup baik dapat menahan koreksi lanjutan pada rupiah.
Baca Juga: Bank Indonesia mencatat, posisi cadev akhir Februari 2020 sebesar US$ 130,4 miliar
Sebagai informasi, cadangan devisa Indonesia bulan Februari 2020 turun sebesar US$ 1,26 miliar menjadi US$ 130,4 miliar. Pada bulan Januari 2020, cadangan devisa Indonesia tercatat US$ 131,7 miliar.
Meski cadangan devisa turun, nilainya masih setara dengan pembiayaan 7,7 – 7,4 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah.
“Kuatnya cadangan devisa Indonesia mendorong stabilitas nilai tukar rupiah jangka pendek – menengah,” jelas Joshua.
Di samping itu, adanya prediksi dari pelaku pasar bahwa The Federal Reserve akan kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 bps – 50 bps pada rapat FOMC 17 – 18 Maret juga diperkirakan bisa mempengaruhi gerak rupiah di pekan depan.
Sementara itu, Enrico menghitung mata uang Garuda pada Senin (9/3) akan bergerak di rentang Rp 14.100 – Rp 14.445 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News