Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bayan Resources Tbk (BYAN) melalui kedua anak perusahaannya, PT Teguh Sinarabadi dan PT Firman Ketaun Perkasa memperpanjang kontrak jasa pertambangan dan sewa peralatan dengan PT Thiess Contractor Indonesia.
Kontrak yang diteken adalah kontrak jasa tambang dan sewa peralatan yang berakhir pada Desember 2016 mendatang. Kedua belah pihak memperpanjang kontrak pertambangan itu hingga 31 Desember 2019.
Chin Wai Fong, Direktur Utama BYAN mengatakan, nilai kontrak tersebut mencapai Rp 1,8 triliun. "Perpanjangan kontrak ini untuk memastikan produksi batubara dalam jangka panjang," ujarnya, Selasa (19/4).
Sepanjang tahun lalu, pendapatan BYAN masih merosot cukup dalam, sebesar 43,8% year on year (yoy). Hal ini karena penjualan batbara perseroan merosot drastis menjadi sebesar US$ 465 juta. Meski demikian, kerugian BYAN yang pada tahun 2014 lalu sebesar US$ 138 juta, telah berkurang menjadi US$ 64,4 juta pada tahun 2015.
Kas dan setara kas perseroan masih sebesar US$ 90,2 juta. Lalu, jumlah liabilitasnya sudah mulai menyusut dari US$ 906 juta menjadi US$ 765 juta pada tahun 2015.
Perseroan memang mulai merestrukturisasi utangnya. Pada Desember tahun lalu, BYAN merestrukturisasi utang senilai US$ 750 juta. Utang itu itu direstrukturisasi dan diubah menjadi dua fasilitas utang. Yakni, term loan facility senilai US$ 544,21 juta dan working capital facility senilai US$ 34 juta. Keduanya punya masa jatuh tempo pada 31 Desember 2020 mendatang, dengan opsi perpanjangan selama satu tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
