kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BWPT bidik produksi tumbuh double digit


Jumat, 14 Juli 2017 / 20:11 WIB
BWPT bidik produksi tumbuh double digit


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Perusahaan perkebunan, PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) membidik membidik pertumbuhan produksi tahun ini bisa mencapai double digit atau minimal sama dengan pencapaian semester pertama yang sebesar 12%.

Berkaca dari kinerja semester 1-2017, emiten ini mencatat pertumbuhan produksi sebesar 12%. BWPT optimistis sampai akhir tahun ini akan menunjukkan tren yang lebih baik.

Chief Financial Officer BWPT Henderi Djunaidi menyatakan, pertumbuhan tersebut ditunjang oleh beberapa faktor. Diantaranya saat ini BWPT memiliki 150.000 hektare lahan tertanam. Sebagian lahan tersebut memiliki profil tanaman prima kelapa sawit, dengan rata-rata berumur delapan tahun. "Luas lahan itu setara dengan dua kali luas Singapura," kata Henderi saat ditemui KONTAN di Jakarta, Jumat (14/7).

Saat ini, 50% dari area tertanam tersebut merupakan tananam menghasilkan berumur 4-5 tahun atau tanaman muda. Artinya, tanaman ini akan memberikan kontribusi lebih saat memasuki tanaman usia prima. Rentang waktunya, berkisar 2-3 tahun ke depan akan mulai berproduksi. "Dari figure ini, dapat diketahui kami memiliki fundamental yang kuat," tambahnya.

Produktivitas tandan buat segar (TBS) tertinggi pada tanaman kelapa sawit memiliki umur 10-18 tahun. Dari total satu siklus tanaman yakni 20-25 tahun. Sementara itu, 50% lahan BWPT merupakan tanaman menghasilkan yang berumur muda.

Pada semester 1, produksi tandan buah segar (TBS) BWPT meningkat sebesar 12% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Menurutnya, produksi pada periode semester pertama tersebut masih belum optimal, lantaran banyak periode libur dan berkurangnya jam efektif bekerja.

Henderi menambahkan, pada semester 1 2017 juga bersamaan dengan bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri, sehingga membuat masa libur menjadi lebih panjang. Curah hujan yang tinggi, dan banyaknya hari hujan juga menjadi faktor berkurangnya hari dan jam efektif. "Kami yakin untuk semester 2 ini akan lebih baik produksinya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×